SOLOPOS.COM - Pengurus Paguyuban Bala Pasar Solo beraudiensi dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Kamis (8/7/2021) di Balai Kota Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Upaya audiensi yang ditempuh perwakilan pedagang dari 13 pasar tradisional Kota Solo yang ditutup selama PPKM darurat sejauh ini tak membuahkan hasil.

Terakhir, perwakilan 13 pedagang pasar itu bertemu Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Kamis (8/7/2021) siang. Tujuannya tak lain agar Gibran mau melonggarkan aturan penutupan pasar tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pedagang diwakili dua paguyuban pedagang pasar, yakni Pasamuan Pasar Tradisional (Papatsuta) dan Bolo Pasar Solo. Sekretaris Papatsuta, Wiharto, mengatakan sejumlah hal yang disampaikan di antaranya memperpendek penutupan sektor nonesensial pada PPKM darurat.

Baca Juga: Gagal Melobi Gibran Untuk Buka Pasar, Ketua Paguyuban Bolo Pasar Solo Minta Maaf

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu, permintaan stimulus ekonomi bagi pedagang selama PPKM berlangsung dan pasar-pasar Kota Solo ditutup. Kompensasi selain stimulus adalah pembebasan retribusi lantaran selama dua pekan pedagang tak ada pemasukan.

“Entah bagaimana caranya kami ingin ada solusi. Penutupan usaha sangat memberatkan pedagang. Kami berharap usulan kami masuk evaluasi, sehingga tidak memberatkan pedagang,” katanya kepada Solopos.com, Kamis.

Stimulus dimaksud dapat berupa bantuan langsung tunai (BLT), utamanya untuk pedagang kecil yang pendapatan hariannya dari aktivitas jual beli di pasar.

Baca Juga: Jl Piere Tendean Nusukan Solo Ditutup, PKL: Terus Yang Beli Dagangan Kami Siapa?

Selama ini, belum ada bantuan yang sifatnya sektoral untuk pedagang pasar yang ditutup di Kota Solo. “Saya tidak tahu persis bagaimana strukturnya, namun harapannya ada yang meringankan,” kata Wiharto.

Pedagang Tak Ada Pemasukan, Bahkan Rugi

Selama pasar ditutup, pedagang tak mendapatkan pemasukan, bahkan berpotensi mengalami kerugian karena barang yang disimpan bisa rusak.

Selanjutnya ia berharap ada pengawasan yang ketat kepada oknum pedagang yang masih kucing-kucingan dengan petugas.

Baca Juga: Penyekatan Skala Besar Di Simpang Faroka Solo, Puluhan Mobil Dipaksa Putar Balik!

“Ya, mereka [petugas] janji untuk memperketat pengawasan agar tidak menimbulkan kecemburuan bagi pedagang lain yang sudah berupaya disiplin,” katanya.

Wiharto mengaku pertemuan perwakilan pedagang 13 pasar yang ditutup dengan Wali Kota Solo itu belum menghasilkan keputusan. Pemkot menyatakan hanya bertugas mengamankan kebijakan pusat. “Kalau soal pembebasan retribusi, informasinya bisa dikabulkan,” katanya.

Ketua Bolo Pasar Solo, Suwarjo, menyampaikan hal senada soal kompensasi. Ia meminta tak hanya pembebasan retribusi karena tidak sebanding dengan penutupan pasar selama dua pekan.

Baca Juga: Keren! Sekelompok Pemuda Solo Siap Bantu Sembako Gratis Untuk Warga Isoman, Ini Nomor Teleponnya

Selama pasar ditutup, tak sedikit pedagang yang tetap harus keluar modal. “Pasar ikan hias dan burung, Depok itu memelihara hewan hidup. Makanya, butuh modal pakan. Enggak mungkin pedagang enggak ke pasar untuk kasih makan. Nah, kasih makan ini juga butuh modal, sementara tidak ada pembeli. Tidak sepadan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya