SOLOPOS.COM - Tempat penangkaran dan pelestarian Tyto Alba di Jl. Calen I, Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo (Solopos.com/Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO– Kampung Klurahan, Sukoharjo memilikj tempat karantina sebagai tempat pelestarian dan pengembangan burung dares atau dikenal dengan nama latin Tyto alba.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Sri Wijiastuti mengatakan tempat penangkaran dan pelestarian tersebut berfungsi untuk menjaga anak dari burung Tyto alba yang ada di rubuha (rumah burung hantu).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ia mengatakan program rumah burung hantu (rubuha) yang ditempatkan di kawasan persawahan Sukoharjo dimaksudkan untuk menanggulangi hama tikus.

Dengan adanya rubuha, populasi Tyto Alba sebagai predator alami akan bertambah karena adanya tempat untuk proses berkembang biak.

“Fungsi rubuha sebenarnya untuk berkembang biak, dan mengintai tikus di persawahan, kalau untuk tidur biasanya mereka [Tyto Alba] lebih senang di pepohonan,” lanjut Tuti.

Populasi burung hantu yang dikarantina dan dikembangkan berasal dari alam yang memerlukan perhatian khusus akibat kondisi tertentu.

“Telur tyto alba yang sudah menetas di rubuha, ada anakan jatuh ke tanah dsngan umur lebih dari dua bulan, namun belum bisa terbang, kami bawa ke tempat karantina untuk dirawat sementara,” kata wanita yang akrab disapa Tuti, Selasa (15/11/2022) di tempat pelestarian dan penangkaran Tyto Alba.

Selain anakan burung yang disebut juga sebagai Serak Jawa, pihak pengelola juga mengarantina satwa tersebut saat ditemukan dalam keadaan diperlukan pemeliharaan lebih lanjut.

Sebelumnya, tempat pelestarian dan pengembangan sementara tersebut dibuat pada 2013 karena banyaknya anakan Tyto Alba yang tidak terawat saat di rumah burung hantu.

“Kami membuat tempat karantina pertama ukuran 2×3 meter,” lanjut Tuti.

Karena tempat karantina sebelumnya belum memadai, akhirnya Tuti membuat lagi tempat yang lebih besar berukuran 3×6 meter.

“Kami membuat lagi dari bambu, lebih luas dengan ukuran 3×6 meter.

Tuti mengatakan pihaknya sempat beberapa kali memperbaiki tempat penangkaran Tyto Alba agar memenuhi syarat.

“Tempat karantina sekarang lebih besar dan tinggi, sudah memenuhi standar untuk tempat terbang, terbuat dari besi,” lanjut Tuti.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya