SOLOPOS.COM - Suasana Pantai Baron, Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul, Minggu (31/12/2017). (Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, tidak melarang masyarakat untuk melakukan tradisi padusan pada satu hari menjelang pelaksanaan ibadah puasa Ramadan. Pemerintah setempat tidak menutup objek wisata yang biasanya digunakan untuk kegiatan padusan.

Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto, mengatakan tradisi padusan menjelang puasa Ramadan tidak dilarang tahun ini. Namun, pengunjung tempat wisata harus mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19. Hal ini karena pandemi masih berlangsung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Padusan jelang puasa merupakan bagian dari tradisi dan budaya yang harus dilestarikan. Jadi, tidak ada penutupan [objek] wisata. Kami tidak melarang tradisi ini dan semoga bisa memberikan manfaat,” kata Heri, Kamis (24/3/2022).

Baca Juga: Polisi Duga Mayat Telanjang di Kali Oya Gunungkidul Korban Pembunuhan

Dia menegaskan penerapan protokol kesehtan ini menjadi kunci penting dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19. Sehingga nantinya tidak ada penularan cirus corona di area wisata.

“Jadi harus ada sinergitas yang baik dalam menerapkan protokol kesehatan agar mata rantai penyebaran virus corona dapat diputus,” katanya.

Menurut dia, saat ini masyarakat sudah paham terkait dengan penerapan protok kesehatan. Dia meminta masyarakat juga tidak bosan untuk berpartisipasi dalam upaya penanggulangan penyebaran Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan kemungkinan puncak kasus penularan Covid-19 sudah terlewati. Hal itu terlihat dari tren penularan yang angkanya di bawah 100 kasus per harinya.

Baca Juga: Nol Kilometer Gunungkidul Bakal Dipindah Tahun Ini, Ke Mana Ya?

Menurutnya, saat ini kasus penularan sudah semakin menurun dibandingkan pada awal Maret yang mencapai ratusan kasus per harinya.

“Kelihatannya sudah melewati masa puncak,” kata dia.

Meski puncak kasus sudah terlewati, Dewi meminta masyarakat untuk tetap waspada. Terutama untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan saat beraktivitas sebagai upaya pencegahan. Pasalnya, langkah ini salah satu cara memutus mata rantai penyyebaran virus corona.

“Tidak boleh lengah, terutama saat libur Idul Fitri nanti. Jadi, tidak boleh abai terkait dengan penularan yang masih menjadi ancaman,” katanya.

Selain itu, untuk pencegahan juga terus melakukan program vaksinasi, baik suntikan dosis pertama, kedua ataupun booster. Dewi mengungkapkan, hingga sekarang warga yang telah menjalani vaksinasi booster sebanyak 39.191 orang.

“Kalau diprosentasekan jumlahnya mencapai 6,59%,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya