SOLOPOS.COM - Petani Semarang bercocok tanam sayuran selada dengan sistem hidroponik di Bandungan, Kabupaten Semarang, Kamis (17/3/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Asurasi pertanian memasang target 1 juta hektare lahan.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan satu juta hektare lahan dalam implementasi asuransi pertanian, asuransi usaha tani.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Namun, target tersebut nilai sulit terealisasi. Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Firdaus Djaelani mengungkapkan, keraguannya terkait pemenuhan target produk asuransi yang dipatok seluas satu juta hektare pada tahun pertamanya ini.

“Asuransi usaha tani padi jalan terus dengan target satu juta hektar. Tapi, rasanya sulit tercapai,” ujarnya, Senin (2/5/2016) sebagaimana dikutip Bisnis.

Menurut Firdaus, sejak mulai diperkenalkan pada Oktober 2015 hingga berakhirnya musim tanam pada awal tahun ini asuransi usaha tani padi baru melindungi sekitar 40% dari target luas lahan. Realisasi itu dinilai masih minim mengingat besarnya potensi pasar yang ada.

Firdaus menyoroti sosialisasi produk yang masih belum sesuai harapan. Dengan kendala tersebut, ujarnya, pemasaran produk itu pun belum bisa dilaksanakan di seluruh wilayah yang dicanangkan.

Sebagai informasi, program asuransi yang didorong pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, dan OJK itu mulai dijalankan di 16 provinsi dan 17 kabupaten.

Besar Premi

Dengan harga premi Rp180.000/ha, yakni 80% disubsidi pemerintah dan sisanya senilai Rp36.000 ditanggung petani, produk asuransi khusus itu memberikan pertanggungan senilai Rp6 juta/ha.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo ditunjuk sebagai satu-satunya pelaksana program tersebut. “Uji coba di semua provinsi belum bisa karena masalah sosialisasinya. Jasindo juga kekurangan aparat, sehingga dibantu dinas pertanian di daerah dan bahkan kita minta bantuan babinsa.”

Firdaus menilai, otoritas juga tengah menjajaki usulan pemerintah daerah yang ingin menanggung pembayaran sebesar 20% dari premi asuransi tersebut. Dengan demikian, jelasnya, para petani mendapat total subsidi hingga 100% untuk tahap awal implementasinya.

Selain itu, dia berharap pada musim tanam berikutnya sosialisasi produk tersebut dapat kembali digencarkan guna mendorong pemenuhan target asuransi usaha tani padi. “Memang ada beberapa bupati usulkan, bila perlu biaya premi yang 20% itu dibayarkan pemda,” ungkapnya.

Adapun, Jasindo hingga akhir tahun lalu pihaknya telah berhasil menjamin sekitar 266.000 ha lahan padi. Perusahaan asuransi umum pelat merah itu pun  tercatat telah membayarkan total klaim senilai Rp16 miliar yang diberikan bagi sekitar 2.667 ha lahan pertanian padi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya