SOLOPOS.COM - Ilustrasi astronout (Spacecom)

Solopos.com, JAKARTA -- Lamanya waktu perjalanan ketika astronaut mengarungi angkasa bisa menjadi faktor terjadinya kanibalisme.  Penerbangan ke luar angkasa pun berisiko tinggi apalagi ke Mars karena manusia butuh  waktu perjalanan minimal 7 bulan.

Mengutip Detikinet, Selasa (20/4/2021), perlu waktu bulanan jika astronaut yang meninggal dalam perjalanan atau di Mars dikembalikan ke Bumi. Pakar pun membahas persoalan ini lantaran belum ada standar tentang apa yang harus dilakukan jika hal itu terjadi dan NASA pun belum mengaturnya  "Jika Anda ingin pergi ke Mars, bersiaplah untuk meninggal," demikian peringatan yang pernah disampaikan oleh CEO SpaceX, Elon Musk.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

SpaceX sendiri tengah getol merintis jalan untuk mengirimkan manusia pertama ke Mars. Ada beberapa skenario. Pertama jika astronaut meninggal dalam perjalanan ke Mars, jasadnya bisa disimpan di lemari pendingin sampai pendaratan di Mars. Opsi lainnya adalah melemparkan jasad itu ke luar pesawat alias ke antariksa luas.

Baca Juga : Mesin Ini Diberi Tugas Bersih-Bersih Sampah Di Luar Angkasa

"Saat ini, tidak ada panduan spesifik baik oleh NASA atau di level internasional, yang akan menangani penguburan astronaut yang meninggal dengan melepasnya ke antariksa," ujar Catherine Conley dari Office of Planetary Protection NASA.

Jika langkah yang mungkin dianggap tidak etis itu dilakukan, bisa saja nanti banyak jasad di jalur menuju ke Mars andai penerbangan ke sana sering dilakukan.

Kemudian jika astronaut meninggal di permukaan Mars, harus ada prosedur ketat karena NASA melarang ada kontaminasi Mars dengan mikroba dari planet Bumi. "Tidak ada batasan selama semua mikroba dari Bumi terbunuh, sehingga kremasi akan diperlukan," kata Conley.

Baca Juga : Yuk Intip Wujud Kompleks Perumahan Manusia Di Planet Mars

Namun ada kemungkinan lain yang terdengar mengerikan. Bisa jadi dalam skenario terburuk, jasad astronaut yang meninggal dimakan oleh astronaut lain alias kanibal. Hal itu dianggap mungkin terjadi jika urusannya adalah hidup dan mati.

Hal semacam itu pernah terjadi, misalnya dalam kecelakaan pesawat di pegunungan Andes pada tahun 1972. Penumpang yang selamat tidak punya makanan dan tidak bisa berkomunikasi. Maka untuk bertahan hidup, mereka mengambil keputusan sulit dengan memakan penumpang yang tewas. Bisa saja insiden serupa terjadi di Mars.

"Walaupun kita sangat menghormati jenazah, hidup adalah yang paling penting dan jika satu-satunya cara kita mungkin bisa bertahan hidup hanyalah dengan memakan jasad, itu bisa diterima walau tidak diinginkan," sebut ahli biologi etis, Paul Wolpe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya