SOLOPOS.COM - Para ASN di lingkungan Disperindag Sragen mengangkat satu kilogram bawang merah dalam kemasan seraya mengacungkan jempol setelah bertransaksi dengan petani bawang merah di teras Disperindag Sragen, Kamis (1/2/2018). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Para ASN Sragen ramai-ramai membeli bawang merah panenan petani.

Solopos.com, SRAGEN — Aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemerintah Kabupaten Sragen ramai-ramai membeli bawang merah hasil panen petani setempat. Salah satunya para pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ayo-ayo cepat keluar. Tolong semua ASN disuruh keluar semua!” teriak Kepala Disperindag Sragen Untung Sugihartono di lobi Kantor Disperindag Jl. Raya Sukowati Sragen, Kamis (1/2/2018) pagi. Puluhan ASN pun berkumpul di teras dinas.

Enam petani berseragam kaus putih berkerah membuka mobil Toyota Kijang warna putih yang diparkir di samping barat teras dinas. Mereka sibuk mengeluarkan bawang merah yang sudah dikemas per 1 kg. Bawang merah itu dibawa dan diletakkan di teras dinas itu.

Anggota staf Disperindag, Eko, mencatat dan menghitung jumlah bawang merah dalam kemasan itu. “Ini jumlahnya berapa, Pak?” tanya Eko kepada salah satu petani anggota Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Sragen.

“Jumlahnya ada 186 kantung atau 186 kg,” jawab Bari, 65, petani asal Ngrampal, Sragen. Namun setelah dihitung Eko ternyata jumlahnya lebih dari 200 kg.

Bari pun langsung mengurangi bawang merah itu dan kembalikan ke dalam mobil. Ya, saat itu Bari dan teman-temannya membawa 2,5 kuintal bawang merah yang dipesan sejumlah instansi pemerintah Kabupaten Sragen. Bawang merah itu dijual kepada ASN senilai Rp15.000/kg. Padahal harga bawang merah di pasaran berkisar Rp12.000/kg.

Anggota staf Disperindag Sragen, Nur Aini, tak biasa membeli bawang merah sampai 1 kg. Kalau ke pasar biasanya hanya membeli 0,25 kg atau 0,50 kg.

“Ya, baru kali ini saya beli bawang merah 1 kg karena ada surat imbauan dari Kepala Dinas. Bawang-bawang ini digunakan untuk memasak sendiri. Kualitas bawang merahnya bagus karena kering dan besar-besar butirannya,” ujarnya saat berbincang dengan .

Untung sengaja mengumpulkan para ASN di lingkungan Disperindag Sragen untuk melaksanakan imbauan Ketua Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Sragen untuk membeli bawang merah dari petani lokal Sragen sebagai wujud pembelaan kepada petani. Untung mengajak 170 orang ASN Disperindag untuk beramai-ramai membeli bawang merah dari petani langsung dengan harga lebih tinggi.

“Apa yang kami lakukan ini supaya ditiru oleh OPD [organisasi perangkat daerah] lainnya. Harga bawang merah di tingkat petani anjlok dan petani rugi. Kalau harga jatuh maka bisa berdampak pada inflasi atau deflasi di Sragen,” ujar Untung.

Salah seorang pengurus ABMI Sragen, Warsito, menyampaikan banyak pesanan dari dinas setelah muncul surat imbauan dari Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen. Pesanan paling banyak, sebut dia, datang dari Disperindag Sragen sebanyak 186 kg, Inspektorat sebanyak 56 kg, Dinas Pertanian sebanyak 50 kg, Dinas Pengendalian Pendudukan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebanyak 15 kg dan terakhir dari Dinas Kesehatan sebanyak 24 kg.

“Semua pesanan itu kami antar hari ini juga. Kami jualnya Rp15.000 per kg. Ada yang juga pesan hanya 2 kg, tetap kami layani,” ujarnya yang diamini Ketua ABMI Sragen Suratno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya