SOLOPOS.COM - Suasana Commuterline KRL Solo-Jogja yang tiap dinaiki Devita Putri Mariyana, untuk nglaju Solo-Jogja. Foto diambil Jumat (21/10/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — ASN Pemkot Solo, Devita Putri Mariyana, 27, mengaku menghabiskan sedikitnya Rp850.000 per bulan untuk ongkos perjalanan nglaju Solo-Jogja bersama suaminya, Iqbal Dwi Rian, 28.

Uang untuk biaya naik Commuterline KRL Solo-Jogja Rp16.000 per hari dikalikan 20 hari (Rp320.000). Lalu biaya penitipan sepeda motor di Stasiun Solo Balapan Rp240.000 per bulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ditambah biaya bahan bakar minyak (BBM) untuk sepeda motor yang dititipkan di Stasiun Maguwo Rp145.000 per bulan dan biaya BBM sepeda motor yang dititipkan di Stasiun Solo Balapan Rp145.000 per bulan.

ASN yang bekerja sebagai salah satu staf Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Solo mengakui biaya nglaju Solo-Jogja memang cukup besar. Apalagi jika digabungkan dengan ongkos KRL suaminya yang juga ASN Pemkot dan nglaju Jogja-Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia pun sudah pernah berpikir untuk membeli rumah di sekitar Solo agar lebih dekat ke kantor dan perjalanannya lebih muda. Namun, meski memiliki penghasilan tetap dan tunjangan bersama suaminya, untuk membeli rumah dirasa Devita masih butuh upaya besar.

Baca Juga: Kisah ASN Solo Nglaju dari Jogja, Sebulan Habis Rp850.000 untuk Transport

Apalagi dengan harga tanah dan bangunan di Kota Solo yang tergolong tinggi bagi ASN. Devita pernah mencari lahan di kawasan Palur sebelum berinvestasi lahan 150 meter persegi di sekitar Mojosongo, Jebres, Solo, pada 2021.

Banyak ASN Muda Solo Belum Punya Rumah

Harga tanah yang ia beli saat itu sekitar Rp250 juta. Mencari lahan dengan harga segitu di Kota Solo cukup sulit bagi Devita dan Iqbal. “Masih mengangsur juga enggak bisa beli full. PNS kan bisanya utang, dari mana duitnya,” katanya.

Mewujudkan keinginan punya hunian dekat kantor, bagi ASN yang nglaju Solo-Jogja itu membutuhkan perjuangan. Butuh proses lagi untuk mendirikan bangunan yang layak huni. “Sulit ya [beli properti] harus mengencangkan ikat pinggang. Soalnya saya setiap hari nglaju. Biaya transportasinya enggak sedikit. Ya lumayan kalau dihitung,” lanjutnya.

Baca Juga: Banyak ASN Solo Terpaksa Nglaju karena Tak Bisa Beli Rumah, Terjauh dari Jogja

Sebelumnya, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Solo, Dwi Ariyatno, menjelaskan ada 6.071 ASN dengan sebagian besar berusia di bawah 40 tahun.

ASN muda Pemkot Solo kebanyakan belum memiliki rumah sendiri. Mereka ada yang mengontrak rumah, menyewa kamar indekos, masih ikut rumah orang tua atau keluarga. Ada juga yang nglaju dengan jarak terjauh dari Jogja.

“Kemampuan pembiayaan membeli hunian dalam kota sudah enggak masuk bagi ASN. Harga bangunan sederhana standarnya Rp300 juta sampai Rp400 juta. Belum lagi harga tanah, misalkan 100 meter persegi dengan harga per meter Rp10 juta sudah Rp1 miliar. Tak sebanding dengan penghasilan mereka,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya