SOLOPOS.COM - Warga menunjukkan belik di area Sendang Lanang di Lingkungan Kaloran, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Foto diambil, September 2022. (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi).

Solopos.com, WONOGIRI — Belik bersejarah dengan nama Sendang Lanang Wonogiri terletak di tengah perkampungan atau lingkungan Kaloran, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.

Belik yang dinamai Sendang Lanang itu dipercaya memiliki kaitan dengan perjalanan Raden Mas Said di Wonogiri. Keterangan itu didapat dari sesepuh di lingkungan Kaloran, Kasto, 81.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasto mengungkap penamaan Sendang Lanang bermula saat Raden Mas Said melintas di wilayah Wonogiri tersebut. Mangkunegara I itu pula yang menurutnya menamai belik di salah satu sudut lingkungan dengan sebutan Sendang Lanang.

“Ceritanya, dulu itu kan Raden Mas Said dikejar pasukan tentara Belanda. Mulai dari Manyaran ke arah timur, melewati perbukitan di Wonogiri dan sampailah di sini [Kaloran],” kata Kasto, Solopos.com, Jumat (30/9/2022).

Saat melintas di dekat sumber air, Raden Mas Said melihat ular yang posisinya sedang mengangkat kepalanya, seperti berdiri. Orang-orang sekarang menyebutnya ular kobra. Sementara dalam kepercayaan Jawa, ular yang berdiri itu adalah ular jantan.

Baca juga: Duh! Sejumlah Objek Diduga Cagar Budaya di Wonogiri Kondisinya Kian Tak Terawat

“Lantas Raden Mas Said menamai belik itu Sendang Lanang,” kata Kasto.

Penamaan itu lalu dikenal oleh warga selama bertahun-tahun. Sendang Lanang yang berfungsi sebagai sumber mata air dimanfaatkan sebagai kebutuhan warga setempat. Mulai dari membasuh diri, mencuci, hingga memasak.

“Karena di sana airnya banyak. Meski warga yang memakai air di Sendang Lanang cukup banyak, tapi airnya enggak pernah habis atau kekeringan,” kata Kasto.

Sendang Lanang yang berupa belik kecil kemudian dibangun menjadi area kolam pemandian di Kabupaten Wonogiri. Di salah satu sudut sendang juga dibuatkan mesin pompa air.

Pembangunan tersebut dimulai pada 1918, bersamaan dengan pendirian Kantor Kehutanan wilayah Wonogiri milik pemerintah Hindia Belanda. Ada pun lokasi kantornya bersebelahan dengan Sendang Lanang.

Baca juga: Unik, Ini Foto-Foto Prosesi Ritual Bopong Pengantin di Gemolong Sragen

Kasto menjelaskan, kepala Kantor Kehutanan wilayah Wonogiri bernama Van der Bijk. Tak lama, pengelolaan kantornya dialihkan kepada seorang Gusti Riyo dari Kadipaten Mangkunegaran.

Namun pada masa kemerdekaan Indonesia, kantor tersebut tak lagi ditempati pejabat Mangkunegaran maupun pemerintah Hindia Belanda.

“Sekitar tahun 1948, Agresi Militer Belanda pecah. Kantornya jadi tempat singgah para tentara Indonesia. Tapi setelah peristiwa agresi militer, eks Kantor Kehutanan milik pemerintah Hindia Belanda itu tetap digunakan oleh tentara dan polisi,” ucapnya.

Dari setiap peralihan pengelolaan, Sendang Lanang dijadikan sebagai tempat pemandian di wilayah Wonogiri. Sumber airnya juga disalurkan ke rumah sejumlah warga.

Pada 1950-an, mesin pompa air dibangun di Sendang Lanang. Tujuannya untuk menyalurkan air melalui pipa besi ke kantor polisi dan tempat penjara yang berlokasi di Jl. Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.

Baca juga: Duh! Banyak Cerita Rakyat di Wonogiri Hampir Punah, Ini Alasannya

Namun pada 1970-an, penggunaan pompa air itu hanya bertahan hingga 1970-an.

“Karena di sekitar Sendang Lanang itu kan banyak tanaman, banyak akar. Akhirnya tanaman dan akar itu menyumbat pipa besi. Sekarang sudah enggak digunakan lagi pompa air itu. Jadi terkesan ditinggalkan. Di sisi lain, warga juga sudah mulai beralih menggunakan air dari PAM [perusahaan air minum],” imbuhnya.

Pada 2013, Sendang Lanang terdata sebagai objek yang dicalonkan sebagai cagar budaya. Belik bersejarah itu disebut sebagai tempat pemandian yang terdiri menjadi dua bagian, yakni kolam pemandian dan bangunan mesin pompa air.

Dalam pendataan disebutkan juga bahwa Sendang Lanang di Wonogiri dalam kondisi tak terawat. Kasto mengakui hal itu. Namun menurutnya, warga setempat masih menggelar kerja bakti untuk membersihkan area Sendang Lanang.

Baca juga: Penaklukan Kera Raksasa di Gua Kreo Gunungpati Semarang

“Tujuannya biar petilasan Raden Mas Said itu tetap lestari. Beberapa tahun lalu juga dibangun atap dari seng di area kolam pemandian,” ungkapnya.



Warga yang bertempat tinggal tak jauh dari Sendang Lanang, Adi Aprilianto, mengakui masih adanya perhatian warga untuk membersihkan area sendang di Wonogiri.

Kadang kala, Adi bahkan membersihkan area sendang sendirian. Pasalnya ia menyadari sumber air itu telah ada sejak lama dan perlu dilestarikan.

“Saya juga masih menggunakan air dari Sendang Lanang untuk kebutuhan rumah. Air di situ masih bersih sampai sekarang. Selain itu, kadang-kadang ada warga yang juga masih berkunjung ke Sendang Lanang, mengambil airnya dan digunakan untuk mencuci,” imbuhnya.

Baca juga: Aroma Rempah Indonesia Membumbui Dunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya