SOLOPOS.COM - Peserta menunggu giliran tampil pada lomba tari anak-anak dalam rangkaian Pendem Heritage (Pehe) Art Culture di Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (26/3/2022). (Solopos/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR – Pada akhir Maret 2022 lalu, Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar menggelar Pendem Heritage Art Culture (Pehe). Yakni kegiatan yang menyajikan berbagai kreativitas warga setempat antara lain lomba tari dan lomba lukis anak-anak, penampilan kesenian reog, penampilan gamelan macapatan, pasar murah, dan sarasehan warga.

Uniknya, kegiatan ini tidak diselenggarakan di balai desa atau gedung pertemuan, melainkan di sebuah rumah tua di Dusun Sukorejo, desa setempat. Rumah ini tersusun dari bahan utama kayu dengan model lawas. Bangunannya dibiarkan tampil apa adanya untuk memberikan kesan asli seperti pada saat dibangun zaman dahulu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Rumah yang dinamai Rumah Nenek tersebut berada pada lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi. Lahan di sekitarnya juga dibiarkan alami dengan pepohonan rimbun, rumpun bambu, jalan tanah, dan halaman yang ditumbuhi rumput liar.

Baca Juga: Berebut Apam di Mojogedang Karanganyar, Warga Dapat Uang Rp166.000

Salah satu penggegas Pehe sekaligus pengelola Rumah Nenek, Isnain mengatakan rumah tersebut dulunya merupakan milik warga bernama Mbah Kario Tandur. Kemudian rumah tersebut dibeli oleh seorang warga Sragen dan lahannya digunakan untuk bisnis air minum.

“Rumah ini dulunya milik Mbah Kario Tandur. Lalu dibeli oleh orang Sragen untuk bisnis air minum dan kemudian meninggal dunia. Oleh ahli warisnya, tanah itu dijual kepada Pak RW di sini, namanya Pak Bagong, kemudian dijual lagi kepada Pak Mantan Kepala Desa Pendem, Heru Murwanto,” ujarnya, Sabtu (7/5/2022).

Rumah Kreatif Warga

Isnain yang juga perwakilkan Sanggar Suwito Kinasih, Desa Pendem, menambahkan bahwa sementara ini Rumah Nenek digunakan sebagai rumah kreatif warga Pendem. Sehingga selain Pehe, ada agenda-agenda lain di kemudian hari untuk menggerakkan kreativitas warga, khususnya Desa Pendem.

Sementara itu, penamaan Rumah Nenek ini tidak lepas dari semangat keibuan yang melekat pada seorang nenek kepada anak-cucunya. “Kami namakan rumah itu [Rumah Nenek] karena kita tancapkan sebagai rumah kreatif ‘keibuan’ dengan nama Sanggar Suwito Kinasih,” ujarnya.

Baca Juga: Juliyatmono: Besok Tidak Ada Alasan ASN Membolos!

Isnain dan para stake holders Desa Pendem memiliki mimpi besar yang terlahir dari Rumah Nenek tersebut. Salah satunya adalah tercapainya predikat Desa Kreatif dari pemerintah. Desa Pendem juga sudah meraih predikat Desa Wisata dengan pusat kegiatannya di Dusun Sumberbulu.

Sementara itu, Kepala Dusun (Kadus) Sukorejo, Hadi Suwarno mengatakan pihaknya bersama pemerintah desa mendukung penuh langkah pemuda di Sukorejo ini untuk mengembangkan desanya. “Kami dukung sepenuhnya dan harapannya setelah Pendem jadi desa wisata, juga akan menjadi desa kreatif di Dusun Sukorejo,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya