SOLOPOS.COM - Ilustrasi Prostitusi. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, DEMAK — Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang dikenal sebagai kota santri ternyata tak luput dari praktik prostitusi. Salah satu lokalisasi paling terkenal di Demak adalah Pasar Ganefo di dekat Stasiun Brumbung Mranggen.

Asale Prostitusi Pasar Ganefo

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dihimpun Solopos.com dari berbagai hasil penelitian, Minggu (26/12/2021), kawasan prostitusi Ganefo ini tidak lepas dari peran mantan Presiden Soekarno.

Ganefo yang merupakan kependekan dari Games of the New Emerging Forces ini adalah ajang olahraga yang dibuat oleh Presiden Soekarno pada 1962 silam sebagai acara tandingan ajang Olimpiade, karena saat itu Indonesia ditangguhkan dari anggota Komite Olimpiade Internasional (KOI).

Saat itu, rombongan pembawa api dari Mrapen, Kabupaten Grobogan berhenti di kawasan Stasiun Brumbung tersebut dan melakukan semacam acara seremonial dan pasar rakyat untuk membuka ajang Ganefo tersebut.

Baca juga: Prostitusi di Demak, Tarif Mulai Rp25.000 Sekali Kencan

Dalam acara seremonial itu,Presiden Soekarno turut hadir. Alasan pemilihan kawasan di Stasiun Brumbung sebagai tempat dilakukannya seremonial karena kawasan Stasiun Brumbung dianggap penting karena letaknya strategis. Di mana pada lokasi tersebut, ada jalur kereta api yang dipecah ke timur menuju Surabaya dan ke selatan menuju Solo dan Yogyakarta.

Saat itu pasar rakyat yang diadakan sangat ramai hingga akhirnya saat ini kawasan tersebut menjadi pasar tradisional dengan nama Pasar Ganefo. Ramainya kawasan Pasar Ganefo tersebut juga diikuti dengan bisnis prostitusi ilegal yang didorong keramaian pasar dan banyaknya aktivitas ekonomi berupa pendirian gudang membuat bisnis ini terus berkembang.

Baca juga: 3 Lokalisasi Besar di Solo: Eksis Sejak Zaman Belanda, Dulunya Legal

Tarif Murah

Dikutip dari Okezone.com, seorang warga di kawasan Pasar Ganefo Mat Kirin mengatakan praktik bisnis prostitusi di kawasan tersebut biasanya dilakukukan setelah magrib. Saat itulah para pekerja seks komersial (PSK) mulai menjajakan jasanya. Praktiknya biasanya dilakukan di pinggir sawah dengan beralaskan tikar ketika kencan.

Mat juga mengatakan ada sekitar 30 PSK yang menjajakan jasa seksnya dan harganya dipatok dengan harga mulai dari Rp25.000 sekali kencan. Harga itu bisa naik tergantung jenis layanan yang diinginkan. Meski dengan harga murah dan tempat seadanya, namun pelanggan dijanjikan pelayanan yang memadai. Bahkan, bila pelanggan memberi uang lebih, akan semakin dimanjakan oleh penyedia jasa seks tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya