SOLOPOS.COM - Sumber air di Lingkungan Pancuran RT 001/RW 006, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Lokasi itu mengilhami orang terdahulu dalam memberi nama kawasan tersebut. Foto diambil Jumat (19/3/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI – Sebuah mata air atau belik di Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, mengilhami orang terdahulu dalam memberi nama tempat. Sampai akhirnya lokasi tersebut diberi nama Pancuran. Sebab, debit air yang keluar dari dalam tanah besar, meski tak sampai memancur.

Persediaan air dari sumber itu mampu memenuhi kebutuhan warga sekitar hingga sekarang. Secara struktural saat ini kawasan sekitar mata air tersebut bernama Lingkungan Pancuran. Belik itu berada di RT 001/RW 006.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga dekat sumber air, Karmi, 69, saat ditemui Solopos.com di dekat rumahnya, Jumat (19/3/2021), mengatakan menurut cerita orang tuanya dahulu, area sekitar sumber air itu berwujud blumbangan atau jugangan.

Baca juga: Nikmatnya Pindang Kambing, Kuliner Khas Wonogiri yang Berbahan Dasar Tepung dan Kikil

Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai empang atau kolam penuh air. Dari dulu sampai sekarang air yang keluar tetap jernih. Hingga kini tidak ada yang mengetahui secara pasti siapa yang kali pertama menemukannya dan kapan ditemukan.

“Cerita orang tua saya, lokasinya dulu angker karena di dekatnya ada danyangan [lokasi yang dikeramatkan]. Tapi sekarang tidak. Justru sekarang belik memberi manfaat untuk warga,” kata Karmi menggunakan bahasa Jawa.

Nenek itu melanjutkan pada masa lalu warga mengambil air menggunakan gayung tempurung kelapa lalu ditempatkan di perabot seadanya. Persediaan air dapat memenuhi kebutuhan warga satu lingkungan.

Baca juga: Putra Erick Thohir, Aga Thohir Jadi Komisaris Persis Solo

Disedot

Seiring berjalannya waktu kini hanya 18 keluarga yang memanfaatkannya. Mereka mengambil air menggunakan mesin penyedot air lalu dialirkan ke rumah melalui pipa paralon. Menurut Karmi dahulu ada pihak dari luar daerah yang mengambil air dari sumber tersebut. Pihak luar tertarik karena air sangat bening.

“Kalau di tempat lain mungkin air dari dalam tanah berbau. Jadi, orang menggunakannya hanya untuk mencuci pakaian dan mandi. Sementara, kalau untuk kebutuhan konsumsi, seperti memasak dan minum pakai air isi ulang atau sejenisnya. Tapi, kalau air dari belik ini sangat jernih dan tak berbau. Bisa untuk kebutuhan konsumsi. Buat mandi segar sekali,” ulas Karmi.

Baca juga: Jual Pentol Goreng, Ibu Rumah Tangga di Madiun Ini Raup Rp4 Juta/Hari

Menurut dia meski dekat dengan danyangan, sumber air tidak dijadikan tempat ritual atau kegiatan sejenisnya. Warga hanya membangun kamar mandi umum di dekatnya. Siapa pun boleh mandi.

Hasil pengecekan Solopos.com, airnya jernih dan dingin. Saking jernihnya dasar sumber air itu terlihat. Sumber air dibangun sedemikian rupa seperti sumur galian. Tinggi permukaan air dengan bibir sumur lebih kurang 1 meter. Kedalaman air juga lebih kurang 1 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya