SOLOPOS.COM - Pohon maja di kawasan yang dibangun menjadi Situs Jarum diyakini sebagai cikal bakal Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Klaten. Foto diambil Senin (25/10/2021).(Taufiq Sidik Prakoso/Solopos)

Solopos.com, KLATEN – Desa Jarum, Kecamatan Bayat dikenal sebagai salah satu desa perajin batik tulis pewarna alam di Kabupaten Klaten.

Secara turun temurun, warga di desa itu konsisten menjadi perajin batik yang kini tak hanya diaplikasikan pada kain melainkan pada berbagai benda lainnya seperti aneka kerajinan dari bahan kayu serta gerabah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tak hanya batik, desa yang berbatasan dengan wilayah Gunung Kidul, DIY tersebut memiliki potensi lainnya seperti kerajinan cobek batu serta jamu. Selain itu, ada peninggalan yang konon menjadi cikal bakal nama desa.

Peninggalan leluhur itu berupa pohon maja yang hingga kini masih hidup dan dijadikan sebagai kawasan yang disebut dengan nama Situs Jarum oleh pemerintah desa setempat.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Tahun Depan, Menuju Girpasang Klaten Bisa Lewat Jembatan Gantung

Nama Desa Jarum tak bisa dilepaskan dari keberadaan pohon maja setinggi 15 meter tersebut. Dari ceita sejarah para sesepuh desa setempat, konon ada bekel atau abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bernama Ekomoyo. Saban menghadap raja, bekel tersebut selalu membawa hasil bumi.

Hingga suatu ketika di wilayah dukuh yang kini bernama Jarum terjadi paceklik. Tak ada hasil bumi yang biasa dibawa untuk dipersembahkan kepada raja. Hingga sang bekel terpaksa membawa buah maja yang tak tak terlalu manis dan tak beraroma harum.

Anehnya, ketika sang bekel tiba di keraton dan menyerahkan buah maja kepada raja, aroma dan rasa buah seketika berubah menjadi harum dan manis. Raja pun senang atas pemberian buah maja yang harum dan manis tersebut hingga sang bekel diperintahkan agar dukuh tempat pohon maja tumbuh dinamakan Mojo Arum.

Mojo artinya buah maja dan arum artinya harum. Lantaran ada peluluhan kata, nama Mojo Arum berubah menjadi Jarum dan secara administratif dijadikan nama resmi desa.

Baca Juga: Somigo Taskombang Klaten Tembus Toko Modern, Ini Loh Cara Membuatnya!

Kepala Desa (Kades) Jarum, Iswanta, mengatakan cerita asal-usul desa itu disampaikan secara turun temurun oleh sesepuh desa. Hingga kini, pohon yang diyakini menjadi cikal bakal nama desa tersebut masih kokoh berdiri diantara pohon jati.

“Usia pohon ya sudah ada ratusan tahun,” jelas Iswanta saat ditemui Solopos.com di Desa Jarum, Senin (25/10/2021).

Selain masih kokoh berdiri, pohon tersebut kerap berbuah dan berarorama harum serta berasa manis. Sayangnya, kini buah maja dari pohon tersebut kerap berjatuhan meski belum masak.

Baca Juga: Halangi Laju Ambulans, Sopir Mobil Dinkes Klaten Didesak Minta Maaf 

Orang dari luar daerah kerap salah sangka terkait penamaan desa dengan nama Jarum. Para tamu menyangka jika nama desa itu berasal dari jarum, salah satu alat menjahit terbuat dari logam yang panjang dan berujung runcing.

Kawasan tempat pohon maja tumbuh beberapa tahun lalu dibangun dilengkapi dengan dua bangunan kecil, prasasti, serta bangunan lainnya untuk memudahkan pengunjung. Sayang, kawasan yang kini disebut situs tersebut terkesan tak terurus dengan tumbuhnya rerumputan di kawasan itu.

”Sudah kami bangun menjadi situs dan kami publikasikan. Hanya memang belum banyak yang tertarik untuk berkunjung. Sedikit demi sedikit kami tata dan menjadi bagian media bagi untuk menjelaskan asal mula desa kami,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya