SOLOPOS.COM - Kepala Desa Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar, Tri Joko Susilo. (Solopos.com/Syifa Tri Hastuti)

Solopos.com, KARANGANYAR — Di wilayah Desa Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar terdapat sebuah dusun yang bernama Gunungwatu.

Dusun ini berjarak sekitar 7 kilometer (km) ke arah timur laut dari Alun-alun Karanganyar. Konon tempat ini pernah menjadi pusat pergerakan pasukan Raden Mas Said saat melawan tentara Belanda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun anehnya, pasukan ini tidak pernah terlihat oleh tentara Belanda. Yang mereka lihat hanyalah hutan yang rimbun.

Kepala Desa Kalijirak, Tri Joko Susilo mengisahkan, pada zaman dahulu, ketika terjadi perlawanan Raden Mas Said kepada Belanda, Gunungwatu masih berupa hutan belantara.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Aksi Berlanjut, Warga Dusun Suruhtani Datangi Rumah Kades di Jaten

Gunungwatu ini sempat menjadi tempat persinggahan Raden Mas Said dan pasukannya. Di sana mereka bersembunyi sekaligus menyusun rencana dan mempersiapkan pergerakan melawan tentara Belanda.

Namun aktivitas pasukan Raden Mas Said di Gunungwatu ini tidak dapat dilihat oleh tentara Belanda. Yang mereka lihat dari Gunungwatu hanyalah hutan belantara yang rimbun dan gelap.

“Dalam cerita yang dipercaya rakyat sampai sekarang, Gunungwatu dulu adalah hutan yang pernah disinggahi Raden Mas Said dan pasukannya. Tapi, mereka ini tidak terlihat oleh Belanda. Kecuali kalau ada tentara kita atau penduduk yang keluar dari Gunungwatu, mereka baru bisa terlihat dan kemudian diburu atau ditembak oleh tentara Belanda,” ujarnya Sabtu (25/12/2021).

Baca Juga: Sejumlah Ketua RT di Jaten Protes Calon Kadus Mereka dari Dusun Lain

Sampai pada suatu saat tentara Belanda kesal karena tidak dapat melihat pasukan Raden Mas Said yang berada di Gunungwatu.

Sehingga kemudian Belanda berusaha menghancurkan tempat tempat itu dengan menembakkan meriam. Anehnya, lagi-lagi sasaran Belanda ini luput tidak mengenai Gunungwatu.

“Belanda kesal sehingga mengarahkan meriam mereka dari Dagensuruh [Gaum, Tasikmadu] dan menembakkannya ke arah Watugunung. Dulu Belanda menyebutkan Gunung Watu. Tapi pelurunya pun tidak pernah mengenai Gunungwatu, baik tidak mencapai sasaran maupun kebablasan,” ujarnya.

Akhirnya Belanda pun kian merasa kesulitan menaklukkan pasukan Raden Mas Said tersebut. Kini area hutan Gunungwatu tersebut sudah berupa ladang. Namun di sana masih ada petilasan-petilasan atau punden yang sampai saat ini disakralkan oleh warga, yakni punden nyai dinamai Nyai Roro Jonggrang Sari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya