SOLOPOS.COM - Kondisi rumah penduduk di Dusun Cendono, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sabtu (4/9/2021). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Desa Sugihan di Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah memiliki cerita sejarah yang cukup menarik. Wilayah Desa Sugihan tak jauh dari pusat kota Sukoharjo.

Sejarah asal usul Desa Sugihan di Sukoharjo tak lepas dari cerita rakyat rombongan para saudagar. Kala itu, rombongan para saudagar mencari tanah untuk tempat tinggal.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Nama Desa Sugihan di Bendosari, Sukoharjo berasal dari bahasa Jawa yakni sugih yang bermakna kaya. Konon, sebagian besar masyarakat yang menetap di Desa Sugihan memiliki harta melimpah. Mereka membangun rumah besar dan membeli perhiasan emas yang disimpan di kamar.

Baca juga: Kuliner Enak Tersembunyi di Sukoharjo, Siap Lewati Alas dan Jalanan Gelap Gulita?

Ekspedisi Mudik 2024

Dahulu, wilayah Desa Sugihan masih berupa hutan belantara dan hamparan tanah yang ditumbuhi semak belukar. Belum ada masyarakat yang mendirikan rumah di Desa Sugihan lantaran wilayah itu hanya ditumbuhi pohon-pohon tinggi dan besar.

“Rombongan saudagar mengelilingi wilayah tersebut. Mereka terpikat dengan kesuburan tanah dan kerindangan pepohonan,” kata seorang sesepuh Desa Sugihan, Atmodikoro, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (4/9/2021).

Baca juga: Misteri Jembatan Gantung Semanggi-Nusupan Sukoharjo, Katanya Ada Genderuwo Jahil

Para saudagar itu memutuskan membangun rumah di pinggir hutan belantara. Mereka menyewa jasa pekerja bangunan untuk membangun rumah hingga rampung. Pembangunan rumah dikerjakan selama berbulan-bulan. Mereka menetap dan menjalankan usaha dagangnya di kawasan itu.

Selang beberapa tahun kemudian, jumlah saudagar yang terpikat dengan kesuburan tanah dan keindahan panorama alam di kawasan tersebut kian banyak. Mereka juga membangun rumah besar yang dilengkapi beragam fasilitas.

“Zaman dahulu, rumah yang memiliki seperangkat gamelan Jawa pasti orang kaya. Hampir di setiap rumah saudagar ada gamelan Jawa. Mereka sering berlatih karawitan setiap sore hari hingga malam hari,” ujar dia.

Baca juga: Asal Usul Nama Sangkrah, Muncul karena Warganya Menyeramkan Saat Berkelahi

Lambat laun, jumlah masyarakat yang menetap di kawasan tersebut juga semakin banyak. Mereka berbaur dengan para saudagar dan kerap berkumpul untuk mempererat tali silaturahmi. Kendati bergelimang harta, para saudagar di Desa Sugihan Bendosari, Sukoharjo itu tak pernah memamerkan kekayaannya kepada masyarakat setempat. Mereka hidup rukun dan saling membantu jika ada warga yang tertimpa musibah.

“Justru para saudagar memberdayakan tenaga lokal untuk membantu aktivitas dagang setiap hari. Upah yang diterima warga cukup tinggi sehingga mereka juga berkecukupan dari sisi finansial ekonomi,” papar dia.

Wiilayah Desa Sugihan di Bendosari, Sukoharjo terdiri dari tujuh dusun seperti Cendono, Dalangan, Ngemplak, Ngowan, Daplangu, Siring, dan Sugihan. Jumlah penduduk di Desa Sugihan sekitar 6.000 jiwa. Wilayah utara berbatasan dengan Desa Gentan, Kecamatan Bendosari, sedangkan wilayah selatan berbatasan dengan Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya