SOLOPOS.COM - Dua orang warga melihat kondisi lembah yang di bawahnya terdapak gua persembunyian warga satu desa saat Agresi Militer II Belanda yang terletak di Dukuh/Desa Guworejo, Karangmalang, Sragen, Sabtu (20/2/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Rerimbunan semak-semak dan tanaman perdu memenuhi sebuah cekungan tanah seperti lembah sedalam 2 meter di pingir jalan desa di wilayah Dukuh/Desa Guworejo RT 015, Karangmalang, Sragen.

Di bawah lembah itu diketahui warga terdapat gua yang cukup dalam. Beberapa orang dulu pernah menjajaki masuk ke dalam, tetapi belum sampai ke ujung. Mereka tidak punya cukup nyali untuk menyusuri gua tersebut. Konon, gua tanpa nama itu sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Baca juga: Amazing! Bekas Tambang Pasir di Karangmalang Sragen Disulap Jadi Wisata Air

2 Gua Misterius

Mantan Kepala Desa Guworejo, Karangmalang, Sragen, Thomas Ramelan, 74, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (20/2/2021), mengaku pernah melihat langsung gua itu. Bahkan ia sempat memasuki gua itu, tetapi tidak berani sampai ke bagian dalam.

Ekspedisi Mudik 2024

Thomas mengatakan gua itu memiliki tinggi 1,5 meter dan lebar sekitar 2 meter. Namun, gua itu sekarang tertutup semak-semak dan rerimbunan tanaman perdu yang sangat lebat.

“Dari cerita simbah-simbah dulu, gua itu menjadi tempat persembunyian warga satu desa saat terjadi Agresi Militer II Belanda. Ya, warga satu desa itu masuk gua itu semua dan muat. Semua warga selamat dari agresi militer itu. Kemudian warga keluar dari gua itu. Kemudian wilayah itu dikenal dengan nama Guworejo dari kata gua dan reja yang artinya gua yang ramai. Sekarang Guworejo digunakan menjadi nama wilayah desa yang ramai yang terdiri atas 29 rukun tetangga (RT) yang menyebar di 13 dukuh,” ujar Thomas yang menjabat Kades Guworejo pada 1988-2006.

Baca juga: Asal Mula Mitos Jalak Gading Bantu Pendaki Tersesat di Gunung Lawu

Thomas menyampaikan, sebenarnya ada satu gua lagi di sebelah timur Pasar Guworejo, Karangmalang, Sragen. Gua yang kedua itu diduga masih menyambung dengan gua yang ada di Dukuh Guworejo.

Bahkan Thomas menduga panjangnya gua itu sampai ke Dukuh Plosorejo, tetapi sudah tertutup. Jarak antara Guworejo dengan Plosorejo lebih dari 1 km.

“Dulu pernah ada orang dari UGM [Universitas Gajah Mada] yang melakukan penelitian pada 1980-an. Selain cerita persembunyian itu tidak ada cerita lain. Mungkin sekarang karena tidak pernah dijamah orang maka mungkin menjadi sarang ular,” ujar Thomas yang tinggal di Dukuh Plosorejo RT 019, Desa Guworejo, Sragen.

Baca juga: Nissa Sabyan Pelakor, Ustaz Zacky Mirza Kaget

Wisata Sejarah di Guworejo

Sekretaris Desa Guworejo, Karangmalang, Sragen, Istanti Handayani, mengaku belum pernah melihat langsung kondisi gua tersebut, tetapi mengetahui lokasi keberadaannya. Istanti bersama suaminya menunjukkan lokasi gua itu.

Dia menyampaikan lokasi gua itu menempati lahan milik warga dan berstatus hak milik. Dia menjelaskan meskipun lembah itu cukup dalam, tetapi tidak pernah tergenang air. Tanah cekungan yang panjangnya lebih dari dari 20 meter dan lebarnya lebih dari 3 meter tetap kering meskipun pada musim penghujan.

“Kalau air saja tidak tergenang berarti air itu mengalir masuk gua itu,” katanya.

Baca juga: Polantas Masuk Desa di Sragen, Mau Ngapain Ya?

Istanti berencana meminta bantuan aparat TNI untuk bekerja bakti membersihkan semak dan tanaman perdu yang lebat itu. Dia mengatakan kalau lembah itu bersih maka keberadaan gua itu bisa dikembangkan menjadi objek wisata sejarah. Dia juga mengembangkan wisata di embung yang dibangun Pemerintah Desa (Pemdes) Guworejo, Karangmalang, Sragen. Pengembangan wisata embung itu akan dipadukan dengan wisata gua itu karena lokasinya dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya