SOLOPOS.COM - KGPH Dipokusumo saat mengisi webinar penamaan Kota Solo yang diadakan Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan (UPT PPK) UNS Solo, Kamis (31/3/2022) (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Asal usul nama Solo ternyata masih menjadi perdebatan sejumlah kalangan. Ada yang menyebut nama Sala bukan berasal dari nama Desa Sala seperti anggapan selama ini, melainkan dari nama pohon sala.

Pohon sala diyakini mempunyai histori penting bagi penamaan Kota Solo. Penyelidikan tentang nama tempat atau orang disebut dengan onomastika. Secara toponimi, nama suatu tempat bisa dilihat dari beberapa nama tanaman.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penggunaan nama tanaman menjadi cara mudah menyebut suatu tempat atau wilayah. Selain dengan pendekatan taksonomi (cabang biologi yang menalaah penamaan), penyelidikan memerlukan pendekatan lain di antaranya pendekatan sosiologis.

Baca Juga: Sejarah Kota Solo yang Kerap Disebut Surakarta, Berawal dari Desa Sala

Sementara berdasarkan cerita sejarah selama ini, asal usul nama Sala merujuk pada seorang tokoh desa perdikan (pembebasan pajak) yaitu Kyai Gedhe Sala. Terkait penamaan tersebut, Pangageng Keraton Solo, KGPH Dipokusumo, menyebut sebenarnya tidak bukti literatur yang benar-benar menyebut asal mula nama Desa Sala.

Hal itu disampaikan Gusti Dipo, sapaan akrabnya, saat menjadi pembicara dalam webinar bertajuk Pohon Sala: Mencari Jati Diri Pohon Sala Sebagai Cikal Bakal Nama Kota Solo Berdasarkan Kajian Taksonomi dan Historis. Webinar itu digelar Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan (UPT PPK) UNS Solo bekerja sama dengan Forum Pohon Langka Indonesia, Kamis (31/3/2022).

Perlu Studi Lanjut

Turut hadir juga dalam webinar tersebut, Guru Besar Ilmu Pencemaran Lingkungan FMIPA UNS Solo, Prabang Setyono. Fokus webinar itu adalah mendiskusikan asal penamaan wilayah Sala.

Baca Juga: Sejarah Solo: Sikap Plin-Plan PB II dan Pemberontakan di Keraton Baru

Gusti Dipo mengatakan perlu studi lanjut untuk memperkuat penamaan daerah berdasarkan tinjauan ilmiah atau taksonomi dan secara historis untuk memastikan asal usul nama Kota Solo.

“Kemungkinan besar nama desa di masa lalu diambil dari tanaman yang menjadi penanda desa. Umum terjadi di masyarakat Jawa yaitu Sanasewu, Kleca, Karangasem, Mojosongo, Pucangsawit, Kedung Lumbu, Kedawung, dan Semanggi,” kata Dipo.

Ada kemungkinan nama Kota Solo berasal dari pohon Sala. Dipo mengatakn ada pohon kepel watu yang berada di Sitinggil Ler, kompleks Keraton Solo yang diyakini masyarakat Solo sebagai pohon Sala.

Baca Juga: Sejarah Solo: Saat Keraton Pindah 1745, Amerika Masih Koloni Inggris

Sementara itu, Ketua Forum Pohon Langka Indonesia, Tukirin Partomihardjo, mengatakan selain dikaitkan dengan nama penguasa lokal Ki Gedhe Sala, pohon Sala bisa ditelisik dari berbagai sisi saat membahas asal usul Kota Solo.

Nama Simbolik

Pada 1960, GPH Adiwijaya dalam buku Nawawindu menjelaskan nama Sala merupakan nama pohon. Kemudian pemeluk Buddha era Mataram Kuno berpendapat nama Sala berasal dari pohon Shal atau Shala yang bernama Latin Shorea Robusta.

Tanaman tersebut berwujud besar, selalu hijau, tinggi mencapai 40 meter dengan diameter 100 cm. Di India nama itu sering dikacaukan dengan pohon Ashoka (Saraca indica). “Jenis pohon yang terkait dengan nama Sala bisa Shorea robusta, Couroupita guanensis, Pinus merkusii,” jelas Tukirin.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Sejarah Bangsa Eropa di Kota Solo

Sedangkan Prabang Setyono berusaha menarik persamaan jika nama Solo atau Sala menjadi simbolik. Kasusnya, saat ada masyarakat sekitar Solo seperti Wonogiri, Boyolali, atau daerah Soloraya yang berada di luar Solo, mereka cenderung mengaku sebagai orang Solo.

Dalam catatan atau peta administratif, tidak ada nama Solo, namun menggunakan nama Surakarta. “Kata Solo mempunyai imajiner perekat masyarakat. Hal ini menjadi pedoman dan magnet besar. Melihat peta atau administatif, tidak ada nama Solo namun adanya Kota Surakarta,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya