SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di Flyover Palur Karanganyar, Sabtu (24/6/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Bagaimana cerita asal usul atau sejarah Desa Palur yang secara administratif berada di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah?

Palur merupakan salah satu wilayah strategis yang berada di Soloraya karena berada di timur Kota Solo. Lokasinya kerap dilalui oleh pengendara yang hendak menuju Sragen, Karanganyar, maupun Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Nama Palur juga digunakan sebagai salah satu pusat perbelanjaan di Ngringo, Jaten, Karanganyar, yakni Palur Plaza. Selain itu, di wilayah ini terdapat flyover yang menjadi ikon timur Kota Solo.

Baca Juga:  Dibanding Era Soeharto, Netizen Lebih Setuju Harga Murahan Sekarang

Saking terkenalnya daerah ini, banyak yang belum tahu asal usul atau sejarah dari Palur. Kira-kira bagaimana ceritanya?

Menurut informasi yang diperoleh Solopos.com dari unggahan pengelola akun Instagram @misterisolo, Palur sendiri diyakini berasal dari bahasa Eropa, yakni parleur. Artinya, tempat penjagaan di pertigaan jalan.

Baca Juga: Misteri Suara Singa di Taman Makam Pahlawan Solo, Pernah Ngalami?

Hal ini juga dibenarkan oleh Gito, yang kala itu menjabat Ketua RT 004/0003 Palur saat berbincang dengan Solopos.com pada 2015 silam.

Asal usul dan sejarah nama Palur berasal dari gazebo yang berada di pertigaan jalan. “Cerita turun temurun. Dahulu di pertigaan jalan ada semacam gazebo. Orang asing menyebut itu parleur. Itu pertigaan yang dulu ada Tugu Intanpari. Pernah dipakai untuk pos penjagaan, orang jual bensin, dan lain-lain,” terang dia.

Baca Juga:  Joget Mendung Tanpo Udan, Instagram NCT Dream Diserbu Netizen Indonesia

Namun, lidah orang Indonesia mengucapkan kata tersebut menjadi Palur hingga sekarang.

Cikal bakal Palur juga tak bisa dilepaskan oleh sosok Mbah Mbenggol, anak kepala dusun zaman dahulu. Mbah Mbenggol kala itu mendapatkan kepercayaan mengelola pasar besar di wilayah bernama Ngentak.

Baca Juga: Legend Lur! Rental Komik Doraemon Solo yang Kini Hanya Kenangan

Lokasi pasar tersebut kini menjadi deretan rumah toko di tepi Jalan Raya Palur. Mbah Mbenggol mendirikan rumah di sebelah utara pasar. Sejumlah pedagang mengikuti jejak Mbah Mbenggol. Kemudian, dia membagi tanah dengan membaut petak-petak. Dari sini asal usul dan sejarah Palur dimulai.

“Nah, rumahnya makin lama makin banyak. Wilayah yang dulu dipakai bangun rumah itu sekarang menjadi RT 005/003 ini. Ada dua keturunan Mbah Mbenggol yanng tinggal di RT 005. Dari generasi kedua dan ketiga,” urai Gito.

Baca Juga: Bandar Pelabuhan Kuno di Solo yang Dulunya Disinggahi Kapal Besar

Wilayah yang ditinggali Mbah Mbenggol dan pedangang pasar itu dikenal dengan Palur. “Jadi bisa dikatakan Mbah Mbenggol ini pendiri Dukuh Palur,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya