SOLOPOS.COM - Tugu Bandeng merupakan salah satu ikon Kabupaten Pati di Jawa Tengah. (Instagram @kelilingpati)

Solopos.com, PATIKabupaten Pati merupakan nama salah satu daerah di Jawa Tengah (Jateng) yang terletak di kawasan pesisir utara. Asal usul nama Kabupaten Pati tidak bisa dilepaskan dari kisah legenda atau cerita rakyat terkait sosok sakti mandraguna bernama Raden Kembangjaya.

Mengutip laman patikab.go.id, asal usul nama maupun sejarah Kabupaten Pati tidak bisa dilepaskan dari legenda rakyat terkait sosok Raden Kembangjaya. Ia merupakan tokoh sentral yang berjasa menggabungkan tiga wilayah kadipaten yakni Paranggaruda, Carangsoko, Majasemi, yang kini menjadi wilayah Pati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Alkisah, Adipati Paranggaruda ingin menikahkan putra satu-satunya bernama Raden Jaseri, atau yang dikenal dengan sebutan Menaksari dengan putri Adipati Carangsoko, Dewi Ruyung Wulan.

Menaksari dikenal sebagai pemuda yang memiliki paras tidak menarik. Hal ini membuat Dewi Ruyung Wulan tidak mau dinikahkan dengan Menaksari. Ia pun kemudian meminta digelar pertunjukan wayang pada pesta pernikahannya dengan dalang Ki Sapanyana yang kala itu cukup terkenal.

Dalang Sapanyana selalu tampil dengan ditemani dua adik perempuannya yang cantik, yakni Ambarsari dan Ambarwati. Di tengah pertunjukkan wayang itu, Dewi Ruyung Wulan berulah dan membuat keributan. Ia bahkan meminta Dalang Ki Sapanyana untuk membawanya kabur atau melarikan diri dari pesta pernikahannya.

Baca juga: Asal Usul Gerbang Majapahit di Pati: Pembuktian Anak Sunan Muria

Dalang Sapanyana bersama dua orang adiknya kemudian membawa kabur Dewi Ruyung Wulan. Dalam pelariannya, ketiga tokoh ini pun sampai di Dukuh Bantengan, kini bernama Trangkil, yang merupakan wilayah Panewon Majasemi.

Pelarian

Dalam pelarian itu, mereka akhirnya diselamatkan Raden Kembangjaya, yang merupakan adik Panewu Majasemi, Sukmayana. Ketiganya bahkan diizinkan tinggal di wilayah tersebut dan akan dibantu saat menghadapi Pasukan Paranggaruda.

Atas pertolongan itu, Dalang Ki Sapanyana pun menghadiahkan kedua adiknya yang berparas cantik untuk dipersunting Raden Kembangjaya. Dalam perkembangannya, Adipati Paranggaruda akhirnya mengetahui jika tiga orang yang tengah diburunya bersembunyi di Majasemi. Mereka pun menyerang Majasemi hingga membuat kakak Raden Kembangjaya, Sukmajaya, gugur.

Mengetahui kakaknya gugur, Raden Kembangjaya pun murka. Dibantu Pasukan Carangsoko, ia pun menyerang Paranggaruda hingga akhirnya meraih kemenangan.

Baca juga: Terbanyak di Jateng, Segini Jumlah Kiai di Pati

Seusai pertempuran, Ki Sapanyana dan Raden Kembangjaya mengantarkan Dewi Ruyung Wulang kembali ke Carangsoko. Tak disangka, Raden Kembangjaya justru dihadiahi Dewi Ruyung Wulan untuk dijadikan istri.

Raden Kembangjaya pun akhirnya diangkat sebagai adipati setelah menggabungkan tiga kadipaten yakni Paranggaruda, Carangsoko, dan Majasemi. Ia kemudian berinisiatif memperluas wilayah kekuasan dengan melakukan babad alas Hutan Kemiri. Ketika memperluas wilayah itu, Raden Kembangjaya terkesan dengan minuman dawet yang manis dan segar. Minuman dawet ini rupanya terbuat dari pati aren yang diberi santan kepala dan gula aren.

Ia pun akhirnya terinspirasi untuk menamakan daerah itu sebagai Kadipaten Pati-Pesantenan. Dalam perkembangannya, Kadipaten Pati-Pesantenan ini berubah menjadi Kabupaten Pati.

Demikian cerita terkait asal usul atau sejarah nama Kabupaten Pati yang terinsipirasi dari pati aren pada minuman dawet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya