SOLOPOS.COM - Warga antre untuk membeli Getuk Yoko di tepi jalan raya Karangwuni-Pedan, Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Sabtu (7/5/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Getuk Yoko menjadi salah satu jajanan yang cukup populer di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kudapan yang terbuat dari singkong itu menjadi buruan untuk oleh-oleh saat musim Lebaran seperti sekarang ini.

Kenapa getuk ini dinamakan Yoko? Ternyata ada cerita di balik nama Getuk Yoko hingga akhirnya pembuatnya menyebut kudapan tersebut dengan nama tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Getuk Yoko itu dirintis oleh Sujiyem pada 1976. Awalnya, Sujiyem membuat getuk tersebut dengan belajar dari saudaranya yang ada di Magelang. Hingga akhirnya, Sujiyem berinovasi dengan membuat getuk dengan racikannya sendiri dan menjualnya.

Pada waktu itu, ia menjual getuk tersebut dengan cara berkeliling terutama di wilayah Kecamatan Pedan. Getuk tersebut dijajakan dengan menggunakan gerobak dorong. Selama setahun getuk dijajakan dengan keliling kampung hingga menetap di tepi jalan Karangwuni-Pedan hingga kini.

Baca Juga: Ramai Diburu Warga, Ternyata Getuk Yoko Klaten Sudah Ada Sejak 1976

“Saat masih jualan keliling itu pakde bernama Sarjiyoko berumur 1 tahun sering ikut diajak berjualan. Dari situ, nama pakde yakni Yoko digunakan untuk nama Getuk Yoko,” kata Faiz saat ditemui di warung Getuk Yoko, Sabtu (7/5/2022).

Faiz menjelaskan para pembeli kerap salah sangka soal nama tersebut. Pernah ada yang sempat protes pemberian nama itu lantaran disangka nama orang asing. Sebagai informasi, nama Yoko pernah ngetop dari serial televisi asal China berjudul Pendekar Rajawali atau The Return of The Condor Heroes yang ditayangkan di televisi Indonesia pada era 1990an.

“Dulu ada yang protes kok namanya pakai nama orang luar negeri. Kemudian dijelaskan bahwa nama Yoko itu nama Jawa diambil dari nama pakde [Sarjiyoko],” jelas Faiz sembari menjelaskan pelafalan nama Yoko dengan bahasa Jawa.

Baca Juga: Getuk Yoko, Oleh-Oleh Khas Klaten yang Ramai Diburu Orang saat Lebaran

Produksi Naik saat Lebaran

Faiz mengatakan produksi getuk dilakukan di rumah yang berlokasi di Dukuh Putatan, Desa Kurung, Kecamatan Ceper. Kini, saban hari dapur produksi getuk itu mengolah sekitar 2 kuintal singkong. Saat musim Lebaran, jumlah singkong yang diproduksi mencapai dua kali lipat atau sekitar 4 kuintal.

Getuk disajikan dengan variasi rasa seperti cokelat serta selai nanas. Favorit para pembeli yakni getuk rasa cokelat. Manis serta lembutnya Getuk Yoko membikin para pelanggan ketagihan.

“Saat musim Lebaran seperti saat ini untuk produksi tambah tenaga kerja dari semula 10 orang menjadi 15 orang. Proses produksi dimulai lebih awal dari pukul 20.00 WIB dari hari biasa pukul 24.00 WIB,” kata Faiz, saat ditemui di warung Getuk Yoko, Sabtu (7/5/2022).

Salah satu karyawan Getuk Yoko, Ranti, menjelaskan getuk diproduksi menggunakan bahan alami dan dipastikan tanpa bahan pengawet. Hingga kini cita rasa getuk tak berubah.

Getuk Yoko menjadi salah satu oleh-oleh yang banyak diburu masyarakat, baik pemudik maupun wisatawan. Terlebih saat momen libur Lebaran seperti sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya