SOLOPOS.COM - Bunga turi dari pohon turi. (Istimewa/iplantz.com)

Solopos.com, KLATENDesa Karangturi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Terdapat asal usul menarik dibalik nama desa Karangturi ini.

Dilansir dari buku berjudul Cerita-Cerita Legenda di Kabupaten Klaten yang ditulis oleh Danang Susena dan Wisnu Nugroho Aji pada 2020, nama Karangturi berasal dari gabungan dua kata, yakni kok arang alias jarang dan tanaman turi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cerita dimulai dengan dua tokoh Abdi Dalem Keraton Surakarta, yaitu Ki Bei Surongso dan Ki Demang Ronowiryo. Dua Abdi Dalem tersebut menempati wilayah yang subur, aman, baik untuk tempat tinggal dan bekerja.

Setelah bertahun-tahun berada di tempat tersebut, dua Abdi Dalem didesak untuk melaporkan kejelasan status tanah kepada Kanjeng Susuhunan Pakubuwono di Surakarta Hadiningrat. Akhirnya, keduanya dikabulkan permohonan mereka oleh Kanjeng Susuhunan Pakubuwono.

Ekspedisi Mudik 2024

Kanjeng Susuhunan Pakubuwono kemudian berpesan dalam hidup ini agar tidak melupakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sepulang dari pisowanan, keduanya mengadakan musyawarah untuk mengadakan gotong royong membuka lahan yang disebut Mapar Tunggal.

Baca Juga: Unik! Petilasan Sunan Kalijaga dan Asale Dukuh Sepi Cawas Klaten

Sebelum kegiatan Mapar Tunggal dimulai, Ki Bei Surongso dan Ki Demang beserta keluarga dan pengikutnya mengadakan ritual doa memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam kerja bakti Mapar Tunggal tersebut, semua pepohonan ditebang habis.

Sesudah kegiatan tersebut, konon ceritanya Ki Bei Surongso mendapatkan wisik/ilham yang menyatakan agar tanah yang sudah tidak ada pepohonannya ditanamai pohon turi. Kemudian, Ki Bei Surongso menceritakan kepada Ki Demang Ronowiryo sebelum memerintahkan kepada pengikutnya mencari bibit turi dan menanamnya di lahan yang kosong.

Keesokan harinya Ki Bei Surongso dan Ki Demang Ronowiryo dengan para warga meninjau lahan tempat menanam tanaman turi. Setelah tiba, mereka terkejut karena tanaman turi yang baru di tanam sudah tumbuh dengan baik.

Ki Bei Surongso berkata kepada yang hadir bahwa beliau merasa bersyukur karena tanaman yang baru saja ditanam. Tanaman turi tersebut tumbuh dengan baik dan asri tetapi jumlah tak dirasa masih kurang (jarang).

Baca Juga: Tak Hanya Wisata, Umbul di Klaten untuk Air Bersih hingga Pertanian

Ki Bei Surongso bertanya ke pengikutnya apakah ada yang masih menyimpan bibit turi. Oleh para pengikutnya dijawab bibitnya sudah habis. Berdasarkan kejadian tersebut, Ki Bei Surongso menamakan wilayah itu dengan nama Karangturi.

Hingga saat ini, wilayah tersebut berkembang menjadi Desa Karangturi. Kedua sesepuh pembentuk Desa Karangturi dimakamkan di wilayah Desa Karangturi.

Ki Bei Surongso dimakamkan di Makam Bulu Dukuh Sorogenen, Karangturi. Seadngkan Ki Demang Ronowiryo dimakamkan di Makam Kembang Dukuh Jetakan, Karangturi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya