SOLOPOS.COM - Jembatan Berok Semarang. (Google)

Solopos.com, SEMARANG — Jembatan Berok yang membentang di kawasan Kota Lama Semarang memiliki asal-usul sejarah yang panjang. Konon, jembatan yang menopang perekonomian dan menghubungkan beragam etnis ini merupakan yang tertua di Jawa Tengah.

Dikutip dari laman Kebudayaan.kemendikbud.go.id, Senin (6/6/2022), jembatan yang menghubungkan Jl Pemuda dan Mpu Tantular itu dibangun pada 1705. Saat itu kawasan Kota Lama Semarang yang disebut dengan oudstadt memiliki benteng segi lima bernama Benteng vijhoek.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu pintu gerbang benteng ini ialah Jembatan Berok Semarang yang semula diberi nama de zuider port. Kemudian, pada masa VOC jembatan ini secara resmi disebut dengan gouverments brug.

Nama tersebut diberikan karena jembatan yang diklaim tertua di Jawa Tengah ini merupakan akses menuju De Grooote Huis, kantor Gubernur VOC. Nama tersebut juga didapat karena lokasinya berdekatan dengan kantor Balai Kota Semarang, yang berlokasi di gedung keuangan gedung papak saat ini.

Beberapa tahun kemudian, jembatan ini berganti nama dengan societeitsbrug. Hal tersebut didasarkan karena di dekat jembatan ini berdiri Gedung Kesenian societeit de harmonie, yang pada saat ini berlokasi di Bank Eksim. Pada 1824 dinding Benteng Vijhoek dibongkar.

Baca juga: Jembatan Terpanjang Jateng Ternyata Ada di Tol Semarang-Solo

Asal Usul Nama Jembatan Berok Semarang

Pada 1910 jembatan ini diperbaiki dan diberi lampu penerangan. Perbaikan terbesar dilakukan pada 1980, dan kemudian dinamai Jembatan Berok karena orang-orang pribumi tidak bisa melavalkan kata burg yang dalam bahasa Belanda berarti jembatan.

Jembatan sepanjang 10 meter ini dulu adalah penghubung utama masyarakat yang tinggal di Kota Lama atau oud stand dengan masyarakat luar. Pada masa tersebut, orang-orang di sekitar kawasan Kota Lama Semarang tidak dapat masuk ke dalam kota karena di depan Jembatan Berok tersebut terdapat penjagaan yang sangat ketat.

Jembatan ini ditopang dengan empat buah kolom utama dengan bentuk menyerupai obeliks, pada puncak kolom terdapat lampu unik yang dibuat sekitar 1705. Masyarakat biasa pada saat itu hanya bisa memandang kawasan elite Kota Lama yang dulunya merupakan area perkantoran, perumahan elite, serta perdagangan.

Memasuki 1800-an, pemerintah Kolonial Belanda kemudian membuat kebijakan baru. Kebijakan tersebut ialah, masyarakat pribumi yang berada di sekitar Kota Lama seperti Kampung Melayu, Pecinan, Kampung Arab, dan Kampung Jawa bisa berinteraksi dengan masyarakat kulit putih atau masyarakat Eropa.

Baca juga: Asal-Usul Api Abadi Mrapen Grobogan

Simbol Pembatas Si Kaya & Miskin

Tidak hanya demikian, Jembatan Berok ini dulunya menjadi simbol pembatasan antara si kaya dengan si miskin di Semarang . Oleh karenanya, jembatan ini dulunya ditutup menjadi dua bagian.

Saat ada kapal yang melintas di Kali Semarang, maka Jembatan Berok ini akan terbelah dan terangkat. Mengingat saat itu, Kali Semarang merupakan akses utama untuk masuk ke kota dan menjadi saksi bisu perkembangan ekonomi di Nusantara.

Sebagaimana diketahui, Semarang merupakan kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Oleh karenanya, kegiatan kesehariannya memerlukan penunjang akses dalam bermobilitas.

Keberadaan Kali Berok inilah yang dulunya menjadi sarana transportasi penting dari pesisir pantai utara menuju darat. Selanjutnya, jembatan tertua di Jawa Tengah itu menjadi penghubung antar-etnis yang ada di Semarang.

Baca juga: Asal-Usul Rawa Pening Semarang: Bermula dari Kutukan Ular Naga?

Dari kawasan utara Kali Berok sampai Pasar Johar merupakan perkampungan masyarakat muslim. Terutama orang-orang melayu yang singgah dan bertempat tinggal di Tanah Jawa.

Selain Masjid Menara, masyarakat muslim pribumi Jawa juga membangun Masjid Kauman yang letaknya berada di sebelah barat Kali Berok dan berdekatan dengan Pasar Johar.

Meskipun komunitas masyarakat melayu dan pribumi yang berada paling awal menempati area sekitar Jembatan Berok Semarang. Disusul juga etnis Tiong Hoa yang kebanyakan berasal dari Cina.

Warga Tionghoa tersebut membentuk kawasan yang padat ekonomi. Letaknya berada di selatan Pasar Johar hingga menerobos Kali Berok yang dikenal dengan Kawasan Pecinan Semarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya