SOLOPOS.COM - Gunung Slamet Banyumas

Solopos.com, BANYUMAS — Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah yang memiliki sejarah panjang. Konon, asal-usul nama gunung ini diambil dari bahasa Arab, salam yang berarti selamat atau dalam bahasa Jawa slamet.

Ada banyak versi cerita yang beredar di masyarakat Banyumas dan sekitarnya tentang asal-usul gunung tersebut. Pertama yakni dari dunia pewayangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (2/6/2022), Gunung Slamet disebut berasal dari dunia pewayangan. Menurut cerita, saking tingginya gunung ini, siapapun yang mendakinya bisa menggapai bintang begitu tiba di puncak.

Ki Semar

Suatu ketika, bintang di puncak gunung diambil oleh seekor monyet, sehingga langit malam menjadi gelap. Semua makhluk di alam semesta pun merasa dirugikan, termasuk para dewa di kahyangan.

Ekspedisi Mudik 2024

Kemudian Batara Guru meminta Ki Semar menghukum para monyet yang telah mengambil bintang. Ki Semar lantas menjalankan perintah denngan dibantu anak-anaknya. Kala itu Gareng ditugaskan untuk menggiring monyet turun gunung.

Baca juga: Status Terbaru Gunung Slamet di Jawa Tengah, Masih Aktif?

Syekh Maulana Maghribi

Setelah itu, Ki Semar memotong puncak gunung dan dilemparkan begitu saja. Konon, potongan Gunung Slamet itu pun menjadi Gunung Ceremai yang berada di Cirebon.

Versi kedua tentang asal-usul Gunung Slamet berkaitan dengan Syakh Maulana Maghribi, seorang ulama penyebar Islam di Indonesia dari Turki. Suatu ketika setelah melaksanakan salat, dia melihat cahaya misterius.

Dia yang penasaran dengan cahaya itu pun melakukan perjalanan bersama Haji Datuk untuk mencari sumbernya. Perjalanan mereka dimulai dari Pantai Gresik, Jawa Timur, hingga sampai ke pesisir pantai Pemalang, Jawa Tengah.

Sesampainya di sana, Syekh Maulana Maghribi mengalami gatal-gatal. Penyakitnya itu pun sembuh setelah mandi di sumber air panas tujuh pancuran di Gunung Gora.

Baca juga: Ada Kerajaan Gaib, Gunung Slamet Paling Angker di Jawa?

Lambat laun, pancuran itu pun dikenal sebagai objek wisata Pancuran Pitu di Baturraden, Banyumas. Objek wisata ini pun berada di sekitar Gunung Gora yang kemudian namanya diubah oleh Syekh Maulana Maghribi menjadi Gunung Slamet.

Terlepas dari asal-usul nama Gunung Slamet, gunung setinggi 3.432 mdpl itu memiliki panorama alam yang memukau. Gunung ini menjadi favorit para pendaki. Pemandangan yang indah dan jalur pendakian yang menantang menjadi alasan pencinta alam ingin menaklukkan gunung tersebut.

Pendakian Gunung Slamet bahkan terkenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute tidak ditemukan air. Selain itu, kabut di Gunung Slamet juga kerap berubah-ubah sehingga menyulitkan pandangan para pendaki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya