SOLOPOS.COM - Goa Jatijajar Kebumen

Solopos.com, KEBUMEN — Goa Jatijajar adalah sebuah situs geologi yang berada di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Goa ini terbentuk melalui proses alamiah dari kapur dengan panjang 250 meter, lebar rata-rata mencapai 15 meter serta tinggi 12 meter. Lokasi goa ini berada di ketinggian 50 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Dihimpun dari Wikipedia, Minggu (16/1/2022), goa ini ditemukan pada 1802 oleh seorang petani bernama Jayamenawi yang memiliki lahan pertanian di atas goa tersebut. Pada suatu ketika, diceritakan bahwa Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh ke sebuah lubang yang ternyata adalah sebuah ventilasi langit-langit yang ada di goa tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah Jayamenawi menemukan goa, tidak lama kemudian Bupati Ambal, salah satu penguasa Kebumen kala itu meninjau lokasi tersebut. Saat mendatangi goa, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh  berdampingan dan sejajar pada tepi mulut goa dan kemudian dinamakanlah goa tersebut sebagai Goa Jatijajar.

Baca juga: Kisah Penemuan Harta Karun Indonesia Tersembunyi di Kebumen

Awalnya, goa ini masih tertutup tanah sehingga tidak ada akses masuk untuk melihat area dalam goa tersebut. Hingga kemudian dilakukan pembongkaran dan akhirnya area goa yang tertutup tanah tersebut menjadi pintu masuk goa hingga sekarang.

Sementara itu, dilansir dari Kebumenkab.go.id, Goa Jatijajar merupakan salah satu goa yang berada pada kompleks goa yang keseluruhannya berada pada ketinggian sekitar 250 mdpl. Goa-goa yang ada di kompleks ini, berkembang pada lapisan batu gamping yang berumur Miosen tengah. Kehadiran fosil-fosil, seperti Lepidocyclina sumatensis Brady, L. Elegans Tan dan Cyclopeus annulatus Martin menunjukan bahwa umur batuan tersebut juga menjadi ciri lingkungan asalnya, yaitu laut dangkal dengan kedalaman maksimum 60 meter.

Baca juga: Ini Dia Tempat Angker di Kebumen, Salah Satunya Bekas Rumah Sakit

Sendang di Goa Jatijajar 

Di dalam goa ini juga terdapat banyak stalagmit dan juga pilar atau tiang kapur, yaitu pertemuan antara stalaktit dengan stalagmit. Semuanya terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang sudah bereaksi dengan batu-batu kapur yang ditembusnya. Menurut penelitan para ahli, pembentukan staglamit ini memerlukan waktu yang lama. Dalam satu tahun saja hanya bisa membentuk 1 cm saja. Dengan melihat staglamit yang ada di goa Jatijajar, menggambarkan bahwa goa ini sudah berumur sangat tua.

Baca juga: Kisah Pemburu Harta Karun di Kebumen: Betaruh Nyawa Demi Air Liur

Goa ini juga memiliki sungai bawah tanah yang masih aktif dan tersingkap melalui beberapa sendang atau mata air yang letaknya berkisar 1-3 meter di bawah lorong fosil utama. Beberapa sendang di antaranya ada Sendang Kantil, Sendang Mawar, Sendang Puserbumi, dan Sendang Jombor. Berdasarkan kepercayaan setempat, sendang-sendang ini memiliki khasiat bagi siapapun yang mandi di sana.

Seperti sendang Puser Bumi dan Jombor yang konon airnya memiliki berbagai khasiat, seperti menyembuhkan penyakit dan khasiat-khasiat lainnya, Sedangkan Sendang Mawar konon dipercaya jika ada yang mandi atau cuci muka di sendang tersebut akan menjadi awet muda. Sedangkan sendang Kantil dipercaya membuat impian dan cita-cita tercapai jika ada yang mandi dan cuci muka di sana.

Secara keseluruhan, sebenarnya ada tujuh sendang, namun karena medan yang sulit dijangkau sehingga hanya terkuak empat sendang saja. Sendang Mawar dan Sedang Kantil sudah melalui masa pembangunan, sedangkan Sedang Jombor dan Sendang Puser Bumi masih alami dan belum ada penerangan, selain itu jalannya juga masih licin.

Baca juga: Misteri Nyi Blorong di Goa Karang Bolong Kebumen

Wisata Goa Jatijajar

Awal mula dibukanya goa Jatijajar sebagai tempat pariwisata ini dimulai pada 1975. Inisiatif ini dikemukakan oleh  seorang pelayan publik bernama Soepardjo Rustam yang didukung juga oleh Gubernur Jawa Tengah yang saat itu menjabat. Saat itu yang dipilih dalam pengembangan objek wisata di Goa Jatijajar adalah CV AIS Yogyakarta dan dipimpin oleh Saptoto, seorang seniman pembuat diorama yang terkenal di Indonesia.

Pembangunan pengembangan Goa Jatijajar tersebut termasuk dalam penambahan  fasilitas lampu listrik sebagai penerangan, trap-trap beton untuk memberikan kemudahan bagi para wisatawan serta pemasangan diorama Raden Kamandaka hingga Lutung Kasarung yang ada kaitannya dengan legeda dibalik Goa Jatijajar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya