SOLOPOS.COM - Sejumlah warga anggota komunitas pemerhati sejarah menggali patok di areal persawahan yang diduga bernama Pabregan di wilayah Desa Kandangsapi, Jenar, Sragen. (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Desa Kandangsapi di Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, mendadak dikenal banyak orang karena sosok Mantili. Pria yang akrab disapa Tili itu merupakan warga Dukuh Pondok RT 019, Desa Kandangsapi. Dia viral karena menyelamatkan buaya berkalung ban di Palu, Sulawesi Tengah.

Sebutan nama Desa Kandangsapi memang unik. Seorang Modin Desa Kandangsarpi, Jenar, Sragen, Qomarudin, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (23/2/2022), berkisah tentang makna Kandangsapi itu secara historis yang diawali dari adanya Perang Mangkubumen pada dekade 1746-1757.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Qomarudin menerangkan perang tersebut ada kaitannya dengan sejarah pemerintahan Kabupaten Sragen, yakni perjalanan Pangeran Mangkubumi yang berjuang melawan VOC hingga akhirnya menjadi Sultan Hamengku Buwono (HB) I di Keraton Yogyakarta Hadiningrat.

Baca Juga: 3 Orang Meninggal Terpapar Covid-19 di Sragen, Belum Divaksin

“Perang Mangkubumen itu terjadi karena kekecewaan Pangeran Mangkubumi yang tidak mendapatkan tanah Sukowati setelah berhasil memadamkan pemberontakan Pangeran Sambernyawa. Pengeran Mangkubumi keluar dari Keraton Surakarta Hadiningrat untuk melawan VOC. Perjalanan Pangeran Mangkubumi ini berawal dari Pandak Karangnongko di Krikilan, Masaran, hingga sempat singgah di wilayah Jenar,” ujar Qomarudin.

Qomarudin menjelaskan selama berperang melawan VOC ini, Pangeran Mangkubumi terus bergerilya dengan membuat keraton ing ngalaga atau keraton di daerah peperangan. Salah satu keraton ing ngalaga itu, sebut dia, berada di daerah pertemuan antara Sungai Sawur dan Bengawan Solo. Di dekat tempuran dua sungai itu, ujar dia, ada lahan seluas dua hektare yang dikenal warga sekarang merupakan tanah keraton.

“Lokasi itu berada di utara Bengawan Solo, tepatnya masuk Dukuh Tawang, Desa Kandangsapi. Di lokasi itu masih ditemukan sisa-sisa batu bata kuna dan batu yoni. Di tempat itulah diduga Pangeran Mangkubumi mendirikan keraton ing ngalaga,” ujar Qomarudin.

Brandal Sukowati

Dia melanjutkan di keraton ing ngalaga itu Pangeran Mangkubumi mendeklarasikan sebagai Susuhunan Kabanaran. Saat itu, terang dia, Pengeran Mangkubumi dibantu oleh 27 tokoh kuat yang dikenal dengan sebutan brandal Sukowati. Dia menerangkan brandal itu diambil dari kelompok yang melawan Belanda.

“Nah, Kandangsapi itu artinya tempat sapi. Nama sapi itu dikenal sejak zaman dulu sebagai simbol perjuangan. Makanya pada zaman kerajaan dulu banyak tokoh yang menggunakan nama yang identik dengan sapi, seperti mahesa, lembu, dan kebo. Misalnya, Lembu Peteng, Lembu Amiluhur, Kebo Kanigara, dan Kebo Kenanga. Sapi yang dimaksud itu ya brandal tadi. Jadi Kandangsapi itu kandangnya brandal Sukowati,” jelas Qomarudin.

Dia menerangkan di tanah yang ada yoninya itu masih angker. Dia menerangkan tanah itu diduga sudah ada saat Pangeran Mangkubumi datang. Dia menerangkan kemungkinan yoni-yoni itu merupakan peninggalan era Majapahit.

Baca Juga: Pedagang dan Pengunjung Pasar Kota Sragen Jadi Sasaran Vaksin Booster

Pada 17 September 2019, ada tim dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama komunitas pemerhati sejarah melakukan penggalian sebuah patok di areal persawahan dekat Dukuh Tawang, Desa Kandangsapi, Jenar. Lokasi patok setinggi 143 cm itu diduga disebut dengan nama Pabregan.

Dalam kajian Babad Pakunagara, Studi Tentang Perjuangan Mangkunagara I Dalam Mendirikan Kadipaten Mangkunegaran yang ditulis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Pabrekan atau Pabregan merupakan sebuah pesanggrahan yang didirikan Pangeran Mangkunegara atas perintah Pangeran Mangkubumi. Pangeran Mangkubumi datang dari Pekalongan membawa kemenangan ke Pabregan menemui Mangkunegara. Kedatangan Mangkubumi disambut Mangkunegara di Pabregan.

Nama Pabregan merupakan tanah lapang yang biasa digunakan sebagai tempat gembala sapi. Lokasi itu tepat karena lokasinya berada di wilayah Desa Kandangsapi. Dari toponimi desanya, Kandangsapi berarti tempat ternak sapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya