SOLOPOS.COM - Batu Malin Kundang di tepi Pantai Air Manis, Padang. (Youtube)

Solopos.com, PADANG — Legenda Malin Kundang menjadi cerita rakyat yang sangat populer di Indonesia. Kisah ini dikaitkan dengan keberadaan batu berbentuk menyerupai manusia yang diklaim sebagai batu kutukan Malin Kundang di Pantai Air Manis, Padang, Sumatra Barat.

Dihimpun dari berbagai sumber, Malin Kundang diceritakan sebagai seorang anak yang durhaka kepada ibunya. Suatu hari dia merapat ke pelabuhan untuk pulang ke kampung halamannya.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

 

Sesampainya di sana, Malin yang telah menjadi saudagar kaya bertemu dengan seorang wanita tua yang tak lain adalah ibunya. Namun lantaran malu dengan istrinya yang cantik jelita, Malin Kundang menghardik wanita tua yang memanggilnya dan hendak memeluknya.

Akibat perlakuan kasar itu, hati sang ibu terluka. Dia pun mengutuk Malin Kundang menjadi batu. Batu tersebut diyakini berada di tepi Pantai Air Manis yang dikenal dengan sebutan batu Malin Kundang.

 

Batu Buatan

Akan tetapi, sejumlah hasil penelitian menjelaskan bahwa kebenaran batu Malin Kundang tidak ada dalam sejarah. Batu berbentuk mirip manusia yang bersujud itu dibuat oleh Pemkot Padang yang kemudian dikaitkan dengan legenda si anak durhaka. Hal ini dimaksudkan untuk menarik wisatawan.

Sementara itu sejarah mencatat pada 1890, Pantai Air Manis merupakan salah satu pelabuhan di Padang. Hal ini pun menguatkan cerita rakyat Malin Kundang yang dikutuk ibunya.

 

Dikutip dari laman Indonesiakaya.com, Pantai Air Manis atau dalam dialek Minang disebut aia manih merupakan pantai dengan garis yang lebar, landai, dan berpasir cokelat keputihan. Pantai ini dikenal memiliki ombak yang tenang dan panorama indah.

Di sisi utara pantai ini terdapat Gunung Padang yang berdampingan dengan dua pulau kecil, yaitu Pulau Pisang Kecil (Pisang Ketek) dan Pisang Besar (Pisang Gadang). Pantai ini pun dikaitkan dengan legenda Malin Kundang yang begitu populer.

Hal itu disebabkan keberadaan sebongkah batu yang diyakini sebagai wujud Malin Kundang yang dikutuk oleh ibunya. Batu itu berada di sisi selatan pantai yang bentuknya menyerupai orang bersujud.

 

Sementara di sekelilingnya terdapat bebatuan yang menyerupai reruntuhan dinding kapal. Reruntuhan itu diyakini oleh masyarakat setempat sebagai bagian kapal Malin Kundang yang karam. Ada pula gulungan tali tambang serta gentong kayu yang tampak seperti bagian dari kapal yang sudah membatu.

Akan tetapi, batu tersebut tidak membuktikan legenda Malin Kundang, karena dibuat untuk menarik wisatawan. Pada 2020 lalu, batu itu sempat tenggelam akibat genangan air pasang. Hal ini merupakan kejadian pertama batu tersebut terendam air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya