SOLOPOS.COM - Donald Trump. (JIBI/Reuters/David Becker)

Amerika Serikat menawarkan Abu Dis sebagai ibu kota Palestina.

Solopos.com, RAMALLAH – Ketegangan akibat keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel tak kunjung mereda. Pihak Palestina yang menentang keputusan itu mengancam tidak mau berdamai dengan Israel.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tapi, ancaman itu malah dibalas oleh Donald Trump yang berniat menghentikan bantuan dana kepada Palestina. Orang nomor satu di Amerika Serikat ini mengatakan, pihaknya akan berhenti memberi bantuan jika Palestina menolak perundingan damai dengan Israel. Baca juga: Israel Dukung Ancaman Donald Trump kepada Palestina

Kendati demikian, ancaman ini ternyata tidak membuat Palestina gentar. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyebut prakarsa perdamaian yang dilakukan Donald Trump merupakan penghinaan. Dia menegaskan tidak akan menerima perdamaian yang ditawarkan Amerika Serikat. “Yerusalem adalah ibu kota abadi negara Palestina,” tegas Mahmoud Abbas saat berpidato dalam pertemuan bersama Dewan Pusat Pembebasan Palestina (PLO), seperti dilansir CNN, Minggu (14/1/2018).

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (Reuters.com)

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (Reuters.com)

Mahmoud Abbas menambahkan, Donald Trump menawarkan Abu Dis sebagai ibu kota negara Palestina. Namun, sampai saat ini pemerintah Palestina belum memberikan jawaban atas penawaran tersebut. “Kami saat ini berada dalam situasi kritis. Baru-baru ini kami ditawari Abu Dis sebagai ibu kota Palestina,” sambung dia.

Sebagai informasi, pemerintah Amerika Serikat sebelum Donald Trump bersepakat pada konsensus internasional bahwa Yerusalem Timur yang mencakup Kota Tua dan kawasan keagamaan lainnya merupakan milik Palestina. Sayangnya, keputusan Donald Trump membuat kesepakatan ini berantakan dan dinilai sebagai pihak yang tidak netral. Bahkan, Mahmoud Abbas menilai Israel sengaja mengakhiri Kesepakatan Damai Oslo yang mengawali proses perdamaian pada 1955 silam. Baca juga: Palestina Tak Gentar Hadapi Ancaman Donald Trump

“Kami tidak akan menerima Amerika Serikat sebagai mediator. Mereka adalah pihak yang tidak netral. Sementara Israel telah mengakhiri Kesepakatan Oslo. Kami akan menyelesaikan sengketa dua negara ini dengan dasar legitimasi internasional,” terang Mahmoud Abbas.

Sementara itu, menurut laporan Menteri Agama dan Wajaf Palestina, Yoused Adeis, seperti dikutip dari media lokal Turki, Anadolu Ajansi, Senin (15/1/2018), Israel sering melakukan serangan terhadap sejumlah tempat ibadah sepanjang 2017. Tempat yang paling sering menjadi sasaran adalah Masjid Al Aqsa. Pihaknya mencatat bangunan suci umat Islam itu diserang lebih dari 40 kali dalam sebulan. Baca juga: Raja Abdullah II Serukan Negara Arab Bersatu Dukung Palestina

Melihat banyaknya serangan itu, Yoused Adeis menyerukan perlindungan terhdap situs-situs suci di Palestina. Dia berasumsi pihak Israel tidak akan menghentikan serangan sampai Masjid Al Aqsa hancur dan diganti dengan Kuil Salomon.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya