SOLOPOS.COM - Presiden Amerika Serikat atau AS, Joe Biden. (Antara-Reuters)

Solopos.com, JAKARTA — Amerika Serikat (AS) akan memberlakukan tahap pertama sanksi terhadap Rusia atas invasi awalnya ke Ukraina.

Presiden Joe Biden mengatakan pada Selasa (22/2/2022) mengatakan bahwa AS akan lebih banyak sanksi yang datang jika Moskow melangkah lebih jauh ke Ukraina.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Biden, berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, mengatakan AS akan menjatuhkan sanksi terhadap dua lembaga keuangan besar Rusia dan utang negara Rusia.

Mulai Rabu (23/2/2022) ini, sanksi akan dimulai terhadap elit Rusia dan anggota keluarga mereka juga.

Baca Juga: Perundingan Tanpa Kemajuan, Hubungan Rusia dan Ukraina Memanas

Presiden Vladimir Putin pada Senin (21/22/2022) mengatakan kepada kementerian pertahanan Rusia untuk mengerahkan apa yang dia sebut pasukan penjaga perdamaian ke dua wilayah Ukraina.

Dua wilayah tersebut sebelumnya memisahkan diri setelah Rusia mengakui mereka sebagai wilayah independen, menentang peringatan Barat bahwa langkah seperti itu akan ilegal dan merusak negosiasi perdamaian.

“Ini adalah awal dari invasi Rusia ke Ukraina. Rusia sekarang tidak dapat disangkal bergerak melawan Ukraina dengan mendeklarasikan negara-negara merdeka ini,” kata Biden dikutip Antara dari Channel News Asia.

AS telah menjanjikan sanksi berat terhadap Rusia jika menyerang Ukraina, yang sebelumnya telah didefinisikan Gedung Putih sebagai setiap pergerakan pasukan melintasi perbatasan.

Baca Juga: Situasi Ukraina Memanas, AS Larang Warganya Berkunjung ke Rusia

Biden mengatakan sanksi dalam tahap awal diterapkan pada bank VEB dan bank militer Rusia, mengacu pada Promsvyazbank, yang melakukan kesepakatan pertahanan. Dia mengatakan sanksi terhadap utang negara Rusia berarti pemerintah Rusia akan terputus dari pembiayaan Barat.

“Ketika Rusia merenungkan langkah selanjutnya, kami juga menyiapkan langkah selanjutnya. Rusia akan membayar harga yang lebih mahal jika melanjutkan agresinya, termasuk sanksi tambahan,” kata Biden.

Pada Senin seorang pejabat senior pemerintah mengatakan Rusia mengirim pasukan ke wilayah Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri dari Ukraina.

Langkah ini bukan merupakan invasi lebih lanjut karena Rusia memiliki pasukan di sana sebelumnya. Tetapi pada hari Selasa (22/2/2022), Wakil Penasihat Keamanan Nasional Jonathan Finer mengatakan invasi telah dimulai. Biden menggunakan bahasa yang serupa.

Baca Juga: Rusia Berpotensi Invasi Ukraina, Inggris Siap Kerahkan Pasukan

AS dapat menggunakan alat sanksinya yang paling kuat terhadap orang dan perusahaan Rusia tertentu dengan menempatkan mereka dalam daftar Warga Negara yang Ditunjuk Secara Khusus dan secara efektif mengeluarkan mereka dari sistem perbankan AS, melarang mereka berdagang dengan orang Amerika, dan membekukan aset AS mereka.

Seorang pejabat Gedung Putig pada akhir Januari lalu mengatakan, Pemerintahan Biden mengatakan pihaknya berencana untuk membebaskan warga Rusia sehari-hari dari beban kontrol ekspor AS jika Rusia menginvasi Ukraina, dan fokus pada penargetan sektor industri.

Pejabat keamanan nasional Gedung Putih Peter Harrell dalam pidatonya di Massachusetts juga mengatakan, tidak hanya itu, “orang-orang kunci” di Rusia juga akan menghadapi sanksi besar-besaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya