SOLOPOS.COM - Ilustrasi wayang Semar. (Youtube)

Solopos.com, SEMARANG — Nama Semar yang dianggap sebagai leluhur orang Jawa memiliki makna yang mendalam. Dia dianggap sebagai tokoh mitologi tertua di Indonesia yang sarat makna spiritual.

Nama Semar konon berasal dari bahasa Arab, Ismar yang dalam pengucapan dialek Jawa menjadi Semar. Ismar berarti paku yang fungsinya sebagai penguat.

Promosi Punya Holding Ultra Mikro, Saham BBRI Diprediksi akan Terus Cetak Rekor

Tokoh Punakawan ini juga dijuluki Badranaya. Badra berarti rembulan, naya artinya wajah atau nayantaka, sedangkan taka berarti pucat. Hal ini menunjukkan sosoknya yang berwatak seperti rembulan dengan wajah pucat. Artinya, dia tidak mengumbar hawa nafsu.

Baca juga: Misteri Sosok Ki Semar Disebut Leluhur Tanah Jawa

Asal-usulnya juga berkaitan dengan lambang visualnya. Bentuk wayang Semar yang bulat melambangkan tekad bulat untuk mengabdi kepada kebaikan dan kebenaran.

Jari kirinya selalu menunjuk, artinya dia memberikan petunjuk yang benar. Tangan kanannya menggenggam, yang artinya baik itu bersifat subjektif. Matanya setengah tertutup dan melihat ke atas yang dimaknai sebagai sosok idealis.

Baca juga: Siapa Ki Semar Leluhur Tanah Jawa? Inikah Jawabannya?

Dalam buku Cerita Galur Wayang Kulit Purwa Cirebon, yang dikutip Solopos.com, Rabu (19/1/2022), mata sipitnya menggambarkan orang yang senantiasa berzikir kepada Allah. Dagu dan mulutnya diikat dengan rantai sampai kaki yang mengandung makna segala ucapan manusia harus selaras dengan perilaku sehari-hari.

Tokoh utama Punakawan ini juga memakai kuncung kencana sari yang berasal dari kata kun dan muncung atau muncul dan timbul, yaitu kunfayakun. Dengan gambaran tersebut, asal-usul sosok yang diklaim sebagai leluhur orang Jawa masih menjadi misteri sekaligus merupakan simbol kesempurnaan hidup.

Baca juga: Gua Semar, Pertapaan Soeharto Cari Wangsit untuk Jadi Presiden

Perspektif Spiritual

Semar digambarkan sebagai figur yang sabar, pengasih, pemelihara kebaikan, penjaga kebenaran, dan menghindari perbuatan tidak baik. Dalam perspentif spiritul dia memiliki watak yang sederhana, tenang, rendah hati, tulus, tidak munafik, tidak mudah kaget, tidak gampang heran, dan memiliki ketajaman batin serta kejeniusan.

Profesor Antropologi Sastra Universitas Negeri Yogyakarta, Suwardi Endraswara, menyebutkan dalam khazanah spiritual Jawa, Semar adalah samar-samar pelambang guru sejati. Semar dapat menjadi prersonifikasi hakikat guru sejati yang sejalan dengan konsep manunggaling kawula gusti.

Itulah sebabnya Semar dan tokoh Punakawan lainnya diceritakan sebagai pamomong para ksatria seperti dalam kisah Mahabarata dan Ramayana. Guru sejati dalam konteks ini adalah pengendali seseorang agar tetap berada di jalan yang benar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya