SOLOPOS.COM - Warga menunjukkan dugaan fragmen atau pecahan guci dan gerabah kuno di Kropakan, Mranggen, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Senin (9/1/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Pakoso)

Solopos.com, KLATEN — Berbagai artefak terus ditemukan warga Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, yang menggali tanah untuk bahan pembuatan batu bata. Artefak itu diduga peninggalan era Mataram Kuno abad ke-8 hingga ke-10 Masehi.

Penggalian dilakukan warga yang mencari tanah untuk keperluan pembuatan batu bata sejak pekan lalu. Saat ini warga bergotong-royong menggali sumur kuno untuk mengetahui struktur aslinya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pada penggalian itu, warga terus menemukan batu bata merah berukuran besar yang diduga menjadi bagian dari struktur sumur tersebut. Struktur bangunan sumur itu berupa batu bata merah yang tersusun rapi dengan tingkat ketelitian tinggi.

Diameter dari bagian atas hingga dasar sumur sama, 118 sentimeter. Beberapa hari sebelumnya, warga menemukan benda atau artefak yang diduga manik-manik peninggalan perkampungan kuno yang diduga pernah ada di Kropakan, Klatem.

Lokasinya berada di kedalaman 1,5 meter dari permukaan tanah pada lokasi yang digunakan warga untuk pembuatan batu bata. Jarak lokasi temuan manik-manik itu ratusan meter di sisi timur dari lokasi penemuan struktur bekas sumur.

“Jumlah manik-manik berwarna biru ada 186 dan satu manik-manik berwarna merah. Kondisinya dalam keadaan terpisah tanpa tali,” kata pelaksana Humas Komunitas Pegiat Cagar Budaya (KPCB) Klaten, Hari Wahyudi, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (29/1/2023).

Artefak lainnya masih sering ditemukan warga ketika menggali tanah untuk keperluan membuat batu bata di Kropakan, Klaten. Temuan itu terutama pecahan gerabah hingga tulang serta arang.

Warga yang mulai teredukasi kemudian mengumpulkan benda-benda yang mereka temukan saat beraktivitas dan memberi tahu tokoh pemuda setempat setiap kali menemukan benda-benda dari dalam tanah.

Soal penggalian sumur, Hari mengatakan saat ini sudah mencapai kedalaman sekitar 5,5 meter. Temuan-temuan dari dalam sumur berupa batu bata kuno yang utuh dan cenderung polos. “Diperkirakan itu merupakan reruntuhan dari tiang penyangga kerekan sumur yang roboh,” kata Hari.

Struktur Bangunan Sumur

Kegiatan penggalian struktur bangunan yang diduga bekas sumur kuno itu dilakukan secara swadaya oleh warga. Warga secara hati-hati menggali kawasan sumur itu. Struktur sumur mulai terlihat dengan seluruh bangunan dibuat menggunakan bahan baku batu bata merah.

“Tingkat presisinya tinggi. Dari atas sampai ke bagian bawah itu diameternya sama, 118 sentimeter, tidak ada yang mleyot,” kata salah satu warga, Haryono.

Haryono menjelaskan warga melakukan penggalian itu untuk menguak sejarah di Kropakan pada masa lampau. Warga tak ingin peninggalan bersejarah termasuk artefak kuno di Kropakan, Klaten, rusak atau bahkan hilang.

Mereka berharap bisa melestarikan peninggalan-peninggalan yang ditemukan di kampung mereka sebagai media edukasi. Sumur yang ditemukan berada di lahan milik salah satu warga dan kini disewa warga lainnya untuk kegiatan pembuatan batu bata merah.

Pemilik tanah serta warga yang memanfaatkan lokasi itu mempersilakan ada kegiatan penggalian sumur yang dilakukan secara gotong royong oleh warga. Salah satu tokoh pemuda Kropakan, Pupun, mengatakan hingga kini tak ada cerita tutur dari para sesepuh ihwal kawasan Kropakan pada masa lampau.

Namun, berbagai artefak yang diduga berasal dari era Mataram Kuno kerap ditemukan warga terutama para pembuat batu bata. Hingga kini, sejarah masa lalu, termasuk temuan sumur kuno di Kropakan masih menyisakan misteri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya