SOLOPOS.COM - Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadireskrimum) Polda DIY, AKBP Nugrah Triadi menunjukkan tersangka inisial AS (19) dan ARS (19) pelaku pelemparan mobil serta pelaku aksi pencurian dengan kekerasan (curas) saat ditunjukkan di Mapolda DIY, Sleman, Senin (22/1/2018). (Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Sejak usia 11 hari ARS diasuh orang tua asuh

Harianjogja.com, JOGJA-ARS, salah satu pelaku rentetan kasus klithih di Jogja dan Sleman termasuk anak yang pendiam di rumahnya. Ia termasuk jarang menceritakan kehidupan pergaulannya kepada keluarga, termasuk kepada orang tua asuhnya.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

“Hanya sempat cerita punya teman perempuan, tapi direbut orang,” ucap Supriyanto, orang tua asuh ARS di rumahnya di bilangan Gedongkiwo, Mantrijeron, Senin (22/1/2018) malam.

Supriyanto merupakan paman ARS. Sejak usia 11 hari ARS diasuh oleh Supriyanto dan almarhum Menik Juwariah karena orang tuanya sibuk bekerja. Setelah dewasa ARS lebih juga sering tinggal di rumah orangtua aslinya di Kasihan Bantul. “Sekarang kadang tinggal di sini kadang di Bantul. Tapi tempat mainnya di sini karena banyak teman-temannya di sini,” kata Supriyanto.

Supriyanto baru mengetahui keponakannya tersebut ditangkap polisi karena kasus perampasan dan kekerasan pada Minggu (21/1/2018). Ia dan adiknya ditelepon polisi terkait kasus yang terjadi di wilayah Warungboto, Umbulharjo. Ia tambah kaget setelah mendapat informasi bahwa keponakannya juga terlibat penganiayaan di Godean yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Supriyanto meyakini perbuatan keponakannya itu akibat pengaruh teman-temannya dari sekolah. Ia mengaku selama ini orang tua ARS dan keluarganya tidak kurang soal perhatian dan kasih sayang. ARS termasuk dari keluarga berkecukupan, ia sudah membawa mobil sendiri.

Berdasarkan penelusuran Harianjogja.com, ARS pernah terlibat kasus narkoba sekitar 2014 lalu dan sempat dipenjara selama dua bulan. Supriyanto mengakui kejadian tersebut. Menurutnya, kejadian itu juga akibat pengaruh teman-temannya karena masih coba-coba.

ARS sempat pindah-pindah sekolah. Tercatat saat SMP, anak pertama dari dua bersaudara itu sudah tiga kali pindah sekolah dan dua kali pindah sekolah di SMA. Supriyanto mengatakan, saat itu keponakannya memutuskan pindah sekolah karena bujukan teman.

Selama ini, ARS termasuk anak yang tidak pernah berbuat onar di kampungnya dan di kampung orang tuanya di Bantul. Ia baru mengetahui ARS berurusan dengan polisi setelah mendapat telepon dan surat dari Polda DIY. Pihak keluarga berencana mengunjungi rumah korban jika situasi sudah kondusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya