SOLOPOS.COM - Kegiatan car free sunday (CFS) di Kota Wonogiri kembali digelar pada Minggu (26/6/2022) setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, meminta agar area Car Free Sunday (CFS) di Wonogiri menjadi ruang yang ramah anak.

Oleh karena itu pengelola CFS Wonogiri diimbau untuk melarang pengunjung merokok di area CFS. Selain itu, para pedagang kuliner disarankan menjual daganganan yang steril dan sehat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantuan Solopos.com pada CFS Wonogiri, Minggu (26/6/2022), masih banyak pengunjung CFS yang merokok. Bahkan, mereka tidak sungkan membuang puntung rokok sembarangan. Padahal, banyak pengunjung CFS Wonogiri merupakan anak-anak.

Jekek, sapaan akrab Bupati Wonogiri, menyampaikan pemerintah daerah (Pemda) akan melarang pengunjung CFS merokok di area tersebut. Tetapi, dia menyebut larangan tersebut bersifat imbauan.

Pihaknya akan meminta pengelola CFS mengimbau pengunjung agar tidak merokok. Pemda, lanjutnya, tidak mungkin membuat regulasi secara rigid atau menerbitkan Perda tentang hal tersebut.

Baca Juga : CFS Wonogiri Perlu Area Khusus untuk Olahraga, Setuju Enggak Lur?

“Iya melarang, tetapi aktivitas [merokok di CFS] masih banyak pro-kontra. Regulasi bisa diterbitkan tetapi penegakannya kan debatable. Maka yang paling efektif [memberi] imbauan. Imbauan tersebut menjadi tanggung jawab pihak pengelola,” kata Jekek kepada Solopos.com di gedung Sekretariat Daerah Wonogiri, Selasa (28/6/2022).

Pemda bisa mengeluarkan peraturan larangan merokok di CFS. Tetapi, lanjutnya, yang terpenting membangun kesadaran masyarakat untuk tidak merokok di tempat yang banyak anak. Masyarakat belum sadar pentingnya ruang ramah anak.

Ruang Olahraga dan Budaya

“Kami akan melakukan pendekatan-pendekatan persuasif. Ada petugas yang menegur. Itu bagian yang kami lakukan. Sebab CFS itu mayoritas dikunjungi orang tua yang mendampingi anak maka harus diciptakan ruang publik yang benar-benar ramah anak,” jelas dia.

Selain itu, Jekek juga meminta pedagang kuliner di CFS Wonogiri menjaga kualitas dagangan. Misalnya, pedagang harus segera mengganti minyak goreng yang digunakan apabila sudah mulai keruh. Jangan sampai minyak goreng yang sudah hitam tetap digunakan menggoreng.

Baca Juga : CFS Wonogiri Kembali Digelar, Ini Potret Ribuan Warga Tumpah ke Jalan

“Kasihan nanti anak-anak kalau harus mengonsumsi makanan seperti itu tidak sehat. Mohon maaf, sekarang banyak anak muda sakit. Saya yakin karena makanan yang dikonsumsi tidak sehat. Oleh karena itu saya minta kepada paguyuban pedagang memperhatikan itu,” jelas Jekek.

Menyoal pengelolaan CFS Wonogiri, Bupati Jekek mengundang Camat Wonogiri, pemuda karangtaruna Giripurwo, dan Paguyuban Pedagang CFS Wonogiri. Jekek mengajak audiensi pada Selasa (28/6/2022) untuk menemukan solusi.

Bupati menghendaki kolaborasi antara pemuda karangtaruna dengan paguyuban pedagang. “Karangtaruna meminta CFS ada ruang olahraga dan kreativitas. Poinnya harus ada peningkatan kualitas dan kuantitas pada CFS. Menciptakan ruang publik yang bisa mengakomodir banyak pihak,” ungkapnya.

Namun, konsep kolaborasi belum final. Rapat antara pemuda karangtaruna dan paguyuban pedagang akan dilaksanakan pada Rabu (29/6/2022) malam. Jekek menyarankan agar alun-alun bisa dimanfaatkan sebagai ruang kreativitas atau panggung budaya.

Baca Juga : Ketika Reog Ponorogo Turut Hibur Pengunjung CFS Wonogiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya