SOLOPOS.COM - Para peserta upacara berjoget di depan panggung hiburan seusai upacara peringatan Hari Jadi ke-218 Kabupaten Klaten di Stadion Trikoyo Klaten, Kamis (28/7/2022). (Istimewa/Diskominfo Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak lebih dari 4.000 orang mengikuti upacara Hari Jadi ke-218 Kabupaten Klaten di Stadion Trikoyo Klaten, Kamis (28/7/2022). Para peserta upacara kompak mengenakan pakaian lurik.

Upacara digelar dengan adat Jawa diiringi musik gamelan. Seusai upacara, ada panggung hiburan menghadirkan Paguyuban Seniman Klaten (Sekaten).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tampil pada panggung itu penyanyi cilik asal Klaten, Arda Tatu, serta ada penyanyi asal Klaten duo sinden pria asal Klaten, Duo Mimin. Selain itu ada penampilan Tari Merak serta Tari Klaten Bersinar.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengapresiasi seluruh peserta dan tamu VVIP serta seluruh petugas mengenakan pakaian lurik. Mulyani mengaku banyak mendapatkan pesan melalui media sosial (Medsos) terkait Hari Jadi Kabupaten Klaten.

Ekspedisi Mudik 2024

“Para UMKM perajin lurik berterima kasih karena selama dua tahun produk lurik sepi. Hari Jadi dengan seluruh peserta mengenakan pakaian lurik, banyak yang memborong. Para perias lokal juga laku total,” kata dia, Kamis (28/7/2022).

Baca Juga: Perbukitan Gunung Jeto Bayat Klaten bakal Disulap Jadi Kawasan Wisata

Mulyani mengatakan masih banyak pekerjaan rumah (PR) terkait pembangunan di Klaten. Dia berharap berbagai pihak bergotong royong terlibat dalam pembangunan Klaten.

“Semoga Klaten semakin maju, ekonominya pulih,” jelas dia.

Di kesempatan tersebut, Pemkab Klaten menerima hak atas kekayaan intelektual (HKI) atas 18 potensi asal Kabupaten Bersinar. HKI dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumhamham) diserahkan secara simbolis bersamaan dengan upacara Hari Jadi ke-218.

Beberapa potensi itu di antaranya bidang ekspresi budaya tradisional terdiri dari tradisi Kirab Mucuki, kesenian Gejok Lesung, tradisi Cethik Geni, tradisi Yaa Qawiyyu, serta Kidung Gerabah.

Baca Juga: Terbukti! Klaten Dijuluki 1.001 Umbul karena Punya Banyak Mata Air

Bidang pengetahuan tradisional terdiri dari Lumpia Duleg Khas Klaten, Legondo Cawas, kue Apam Yaa Qawiyyu, kampung Sejarah Angkringan, gerabah putaran miring Melikan, payung lukis Juwiring, serta lurik Klaten.

Bidang indikasi geografis terdiri dari beras Rajalele Srinar, Rajalele Srinuk, Rajalele Sriten, serta kopi Arabica Sapuangin.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Klaten, Pandu Wirabangsa, mengatakan pengajuan HKI atas potensi asli Klaten itu menjadi bagian dari penguatan potensi ekonomi lokal.

“Ini selaras dengan tema prioritas 2022 dan 2023, yakni penguatan potensi lokal yang memang ada. Artinya, memang harus melangkah. Jangan sampai produk yang asli Klaten itu diambil dari manapun,” kata dia.

Baca Juga: Asale Kisah Kiai Poleng dan Nyai Remeng di Sendang Bulus Jimbung Klaten

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Hukum Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Agustinus Yosi Setyawan, mengatakan kekayaan intelektual yang diserahkan bersifat komunal. Artinya, kekayaan intelektual itu milik masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Dia mendorong agar lebih banyak lagi kekayaan intelektual yang diajukan.

“Puluhan hingga ratusan silahkan diajukan, semakin banyak kekayaan intelektual masyarakat yang dilindungi oleh negara. Ini sekaligus membantu pemulihan perekonomian pascapandemi dengan memanfaatkan HKI untuk kesejahteraan masyarakat,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya