SOLOPOS.COM - aksi terbang dari perusahaan Archer Aviation. (Antara/Reuters)

Solopos.com, JAKARTA -- Marker, taksi taksi terbang listrik pertama dari Archer Aviation akhirnya resmi diluncurkan melayani kebutuhan transportasi udara perkotaan.

Mengutip Antara dari Reuters, Senin (14/6/2021), mobilitas udara perkantoran jadi daya tarik bagi banyak investor dan perusahaan penerbangan meski hanya sedikit yang disetujui izinnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketertarikan pada pesawat tanpa emisi yang lepas landas dan mendarat seperti helikopter itu tumbuh ketika perusahaan mencari pasar baru. Mereka juga menghadapi tekanan untuk membantu mendekarbonisasi melalui kendaraan bertenaga baterai.

Baca Juga : Aksara Jawa dan Sunda Diajukan Dapat SNI dari BSN

Debut Archer dipentaskan di hanggar menggunakan teknologi XR untuk mensimulasikan perjalanan. Archer juga melibatkan perusahaan pesawat listrik Vertical Take-Off and Landing (eVTOL) yang berbasis di Inggris dan Brasil.

Pesawat Archer belum dapat diterbangkan secara komersial, tetapi menampilkan pertunjukan yang luar biasa. Karya Chief Creative Officer Archer, Kenny That, yang memiliki pengalaman puluhan tahun dalam desain pengalaman dan produksi televisi mampu menarik perhatian.

Archer mengharapkan peluncuran komersial Maker pada 2024 di Los Angeles dan Miami. Saat ini Marker dalam proses sertifikasi pesawat empat penumpang yang diujicobakan dengan Administrasi Penerbangan Federal (FAA).

Solusi Transportasi

Salah satu pendiri dan Co-CEO Brett Adcock mengatakan tujuan Archer sebenarnya adalah untuk membuat solusi transportasi pasar massal di dalam dan sekitar kota.

Taksi dapat terbang dengan kecepatan 150 mil per jam (240 km per jam) untuk jarak hingga 60 mil (100 km) dengan harga mulai antara US$3 (Rp42.673) dan US$4 (Rp56.898) per mil untuk satu penumpang.

Di New York City misalnya, perjalanan 17 mil dari Bandara Internasional John F. Kennedy ke Manhattan akan menelan biaya US$50-US$70 (Rp711.225-Rp 995.715) dan memakan waktu sekitar lima sampai tujuh menit dibandingkan 60 sampai 90 menit dengan mobil.

Baca Juga : Ilmuwan Asal Kediri Ini Ternyata Pemegang Hak Paten 4G

Sementara para ahli memperkirakan pasar eVTOL bernilai miliaran selama dekade berikutnya. Hal itu tidak diharapkan untuk segera menghasilkan uang dan waktu persetujuan peraturan masih belum pasti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya