SOLOPOS.COM - Dua truk melintasi Jl. Diponegoro, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng, Sabtu (17/6/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

 Solopos.com, SEMARANG -- Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta atau Aptrindo Jateng dan DIY menolak rencana pemerintah yang akan menerapkan pembatasan operasional truk saat libur akhir tahun nanti.

Wakil Ketua Aptrindo Jateng dan DIY, Bambang Widjanarko, menilai daripada membatasi operasional truk saat libur panjang, pemerintah lebih baik mengimbau masyarakat untuk tidak berpergian saat libur panjang nanti karena pandemi Covid-19 belum berakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Mestinya pemerintah mengimbau masyarakat agar menunda berpergian saat pandemi Covid-19 ini. Bukan malah membuka pintu lebar-lebar bagi yang akan berlibur. Itu kan justru menyebabkan potensi penambahan jumlah terinfeksi Covid-19. Ini malah membatasi angkutan logistik sehingga distribusi barang jadi tersendat," ujar Bambang kepada Solopos.com, Kamis (19/11/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Peluang Bisnis Kuliner Ayam, Bebek, Angsa, Investasi Rp30 juta BEP 5-6 Bulan

Libur panjang akhir tahun akan terjadi selama sepekan lebih karena bertepatan dengan libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, serta cuti bersama. Bambang mengatakan libur panjang akan dimulai pada 24 Desember 2020 dan berakhir pada 3 Januari 2021.

Wakil Ketua Aptrindo Jateng mengatakan sudah mendapat surat edaran dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Yakni tentang rencana penerapan pembatasan operasional truk saat libur panjang akhir tahun nanti. Pembatasan akan diterapkan mulai 23-25 Desember dan 2-4 Januari 2020.

Pengukuran Lahan Boyolali untuk Jalan Tol Solo-Yogyakarta Selesai, Balai Desa Kuwiran Ikut Terdampak

Lebih lanjut, Bambang menyebutkan pembatasan operasional kendaraan atau angkutan barang saat libur panjang ini memang kerap diterapkan pemerintah. Tak terkecuali pada masa pandemi Covid-19.

"Sejak bulan Maret 2020, utilisasi truk anggota Aptrindo Jateng dan DIY masih belum stabil. Bahkan sering di bawah 50% imbas dari lesunya dunia usaha akibat pandemi. Ini kok malah mau dibatasi lagi. Pemerintah ini maunya bagaimana? Kok seolah enggak punya sense of crisis," tegas Bambang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya