SOLOPOS.COM - General Manager The Sunan Hotel Solo, yang juga Ketua Pertiwi Indonesia Solo, Retno Wulandari (tengah), berbincang dengan penerima penghargaan Apresiasi Perempuan Penjaga Budaya & Pelestari Kebaya kepada Irawati Kusumorasri (kiri), dalam acara perayaan Hari Ibu bertema Bakti untuk Ibu di The Sunan Hotel Solo, Selasa (20/12/2022). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO— Guna memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember nanti, The Sunan Hotel Solo bekerja sama dengan Komunitas Perempuan Pertiwi Indonesia Solo melakukan kegiatan Gathering Bersama Pejuang Putri DHC 45, Selasa (20/12/2022).

Acara tersebut juga menjadi ajang untuk mengangkat kembali kebaya sebagai busana wanita Nusantara yang saat ini juga tengah digencarkan melalui Gerakan Kebaya Goes to UNESCO.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Acara yang bertajuk “Bakti Untuk Ibu” tersebut digelar di Syailendra Ballroom The Sunan Hotel Solo. General Manager The Sunan Hotel Solo, yang juga Ketua Pertiwi Indonesia Solo, Retno Wulandari, menyampaikan kegiatan tersebut merupakan wujud kepedulian Pertiwi Indonesia Solo dan The Sunan Hotel Solo kepada para ibu.

“Dalam acara ini kami juga turut mengundang para Veteran Putri dari Dewan Harian Cabang [DHC] 45 Surakarta serta Ibu Irawati Kusumorasri sebagai perempuan penjaga budaya dan pelestari kebaya,” kata dia dalam acara tersebut.

Baca Juga: Unik! Pohon Natal dari 10 Kg Kue Jagung Hadir di The Sunan Hotel Solo

Selain sebagai wadah silaturahim, acara itu juga menjadi wadah apresiasi kepada para ibu yang telah berjuang untuk bangsa Indonesia dan kebudayaan Indonesia.

Untuk itu dalam kesempatan Ini juga dilakukan penyerahan penghargaan Apresiasi Perempuan Penjaga Budaya & Pelestari Kebaya kepada Irawati Kusumorasri, dan penyerahan tali asih kepada Pejuang Veteran Perempuan DHC 45 Surakarta.

“Keberadaan kami bersama para pejuang veteran putri ini untuk mengingatkan kita semua bahwa ibu merupakan sosok yang patut kita junjung tinggi kehormatan dan keberadaannya.  Diharapkan kegiatan seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk tetap berbagi kasih dan perhatian pada orang-orang di sekitar tanpa terkecuali,” lanjut Retno.

Sedangkan dengan pemberian penghargaan kepada perempuan penjaga budaya dan pelestari kebaya, diharapkan dapat membangkitkan semangat para wanita di Solo untuk terus melestarikan budaya khususnya kebaya yang telah menjadi busana nusantara.

Baca Juga: Sambut Natal dan Tahun Baru, The Sunan Hotel Solo Suguhkan Beragam Kemeriahan

Sunan Berkebaya

Pertiwi Indonesia Solo memberikan apresiasi kepada pada Pejuang Putri DHC 45, dalam acara perayaan Hari Ibu bertema Bakti untuk Ibu di The Sunan Hotel Solo, Selasa (20/12/2022). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)
Pertiwi Indonesia Solo memberikan apresiasi kepada pada Pejuang Putri DHC 45, dalam acara perayaan Hari Ibu bertema Bakti untuk Ibu di The Sunan Hotel Solo, Selasa (20/12/2022). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Disebutkan sejauh ini The Sunan Hotel Solo juga telah turut aktif dalam program melestarikan kebaya. Bahkan menurutnya, sejak tiga tahun lalu, jauh sebelum munculnya gerakan Kebaya Goes to UNESCO, The Sunan Hotel Solo telah memiliki program Sunan Berkebaya.

Setiap hari Kamis, semua karyawan wanita di The Sunan Hotel Solo mengenakan kebaya sebagai seragam kerjanya. Di mana hal itu juga telah mendapat sambutan positif dari para tamu hotel yang mengapresi dan swenang saat disambut oleh karyawan dengan busana kebaya tersebut.

Sementara itu, Irawati menyampaikan dirinya telah mengenal kebaya sejak masih kecil. “Saya mengenal kebaya sejak kecil, sebab ibu saya suka memakai kebaya. Saat ibu saya merias diri, saya selalu melihat proses ibu saya berhias. Mulai merias wajah, memakai kain jarit hingga kebaya, dan itu yang terkenang sampai sekarang,” kata dia.

Kecintaannya terhadap kebaya dia buktikan dengan kekonsistenan untuk mengenakan kebaya pada acara-acara tertentu. “Sejak 20 tahun lalu kalau di acara-acara kecil atau besar selalu memakai kebaya. Kalau resepsi pengantin juga selalu pakai kebaya. Saya senang sekarang ibu-bu banyak yang cinta kebaya dengan berbagai model kebaya nusantara. Saya juga sangat mengapresiasi Gerakan Kebaya Goes to Unesco yang digalakan,” lanjut Direktur Solo International Performing Arts (SIPA) tersebut.

Baca Juga: Seru! The Sunan Hotel Solo Gelar Evening Cocktail di Griya Solopos

Di sisi lain, penasihat Pertiwi Solo, R.Ay. Febri Hapsari Dipokusumo, menyampaikan saat ini upaya pelestarian budaya khususnya kebaya harus terus dilakukan.

Menurutnya, Indonesia kini telah resmi ikut dalam pengajuan kebaya ke UNESCO secara joint nomination. “Sebenarnya single ataupun joint nomination itu bukan untuk mematenkan ini [kebaya] milik saya. Jadi pengakuan UNESCO lebih kepada bagaimana kebaya ini bisa dilestarikan turun-temurun pada generasi selanjutnya,” kata dia.

Untuk itu dia berharap ke depan di Indonesia atau di Solo ini ada museum khusus kebaya. Sebab menurutnya saat ini di beberapa negara sudah memiliki museum tersebut beserta literatur lengkap mengenai kebaya. “Kita harus introspeksi. Dengan hadirnya acara seperti ini dengan dress code kebaya, semoga bisa terus membudayakan kebaya,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya