SOLOPOS.COM - Ngateman, 36 menyalakan kompor dengan sumber energi biogas di rumahnya di Dukuh Jetak RT 004 RW 003 Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Boyolali, Senin (20/6/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, BOYOLALI — Sekitar 200 keluarga di Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, telah merasakan energi biogas dari kotoran ternak serta ampas tahu. Para keluarga ini berdikari energi tanpa membeli kayu bakar atau gas elpiji untuk kebutuhan dapur.

Fenomena ini terpotret tim Ekspedisi Energi 2022 saat berkunjung ke Desa Urutsewu, Senin (21/4/2022). Ekspedisi Energi 2022 ini digelar Solopos Media Group (SMG). Kegiatan ini didukung PT Adaro Energy Indonesia Tbk, SUN Energy, PT SHA Solo, Pertamina Patra Niaga, PT Geo Dipa Energi, Hyundai, PT Pertamina EP Asset 4 Poleng Field, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), Pembangkitan Jawa Bali (PJB), dan Dinas ESDM Jawa Tengah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kisah mandiri energi ini seperti yang dialami keluarga Ngateman, 39. Dapur keluarga Kaur Kesra dan Pelayanan Desa Urutsewu ini cukup aktif. Istrinya, Handayani, 39, merebus 3 kilogram kedelai, Senin (20/6/2022) pagi. Aktivitas mengolah kedelai menjadi tempe dilakukan saban hari.

Bau biogas sedikit menyengat ketika keran gas dibuka, namun begitu dinyalakan dan muncul api biru tak ada lagi bau biogas. Selain memasak ketika pagi, kompor juga dipakai memasak air untuk mandi anak-anak Ngatemen, lampu petromax, dan rebusan komboran sapi setiap sore.

Baca Juga: Ekspedisi Energi 2022 Dimulai, 2 Tim Siap Potret Inovasi Energi

Sumber gas didistribusi melalui selang dan pipa dari digester biogas dengan diameter sekitar 3 meter yang tertanam di antara dapur dan kandang sapi.

Ekspedisi Energi 2022 biogas desa urutsewu boyolali
Ngateman, 36 melihat kondisi sapi di kandang di rumahnya, Dukuh Jetak RT 004 RW 003 Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Boyolali, Senin (20/6/2022). Kotoran sapi miliknya telah digunakan untuk energi biogas sejak 2018. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Ada lima sapi dan satu di antaranya merupakan pedet yang baru lahir belum lama ini. Kotoran sapi serta urinnya itulah yang menjadi sumber biogas di dalam digester. Ngateman telah membuat lantai plesteran untuk kandang yang memudahkan kotoran masuk ke digester.

Adapun sisa kotoran yang telah habis kandungan gasnya dialirkan ke sawah di belakang kandang sapi di Dukuh Jetak RT 004 RW 003, Desa Urutsewu. Instalasi itu telah terpasang sejak 2018.

Ngateman mengatakan tertarik memakai energi terbarukan setelah mendapatkan pelatihan dari Dnas Lingkungan Hidup (DLH) dan mendapatkan bantuan subsidi untuk membangun digester. Ngateman beralih memakai biogas dari gas elpiji.

Baca Juga : PLTS Atap Bikin Pengeluaran Listik SMKN 2 Solo Hemat Rp5 Juta/Bulan

“Rata-rata dulu habis elpiji tiga kilogram sepekan. Sebulan bisa habis empat tabung. Sekarang enggak mengeluarkan biaya itu,” kata dia.

Pria ramah itu mengatakan memakai instalasi biogas itu untuk keluarganya yang terdiri atas empat orang serta keluarga kakaknya yang terdiri atas tiga orang. Kotoran dari lima sapi itu ada sekitar lima gerobak sorong satu roda setiap hari. Kotoran sebanyak itu lebih dari cukup untuk kebutuhan dua keluarga.

“Sementara ini tidak ada kendala namun harus rutin membersihkan kompornya. Spuyernya berkerak kalau tidak dibersihkan,” ungkapnya.

Menurut dia, sisa biogas yang digunakan untuk pupuk kualitasnya lebih baik dari kotoran sapi biasa. Pupuk itu sudah tidak lagi mengandung biogas sehingga diklaim baik untuk tanaman di sawah.

Baca Juga: Airlangga: Teknologi dan Market Komponen Penting Transisi Energi

Cukupi 200 Keluarga

Kepala Desa Urutsewu, Sri Haryanto, menjelaskan ada sekitar 43 digester untuk mencukupi 200-an rumah tangga yang tersebar di sejumlah dukuh di Desa Urutsewu. Selain itu, ada 10 digester portabel untuk 10 rumah tangga.

Dia mengatakan Desa Urutsewu merupakan salah satu desa yang lokasinya dekat dengan pusat kota dengan jumlah penduduk sekitar 6.000 orang atau sekitar 2.300 keluarga. Mayoritas rumah tangga peternak sudah memanfaatkan biogas.

Sumber biogas umumnya dari kotoran sapi. Namun perajin tahu serta peternak ayam juga memanfaatkan limbah ternaknya untuk biogas. Pemerintah Desa Urutsewu mendorong warganya untuk mandiri energi.

“Warga yang diuntungkan dengan adanya instalasi biogas. Seperti Pak Ngateman ini tak beli gas elpiji lagi sampai sekarang ketika benar-benar dikelola, dibersihkan, dan memasukkan kotoran dengan rutin, gas turah-turah” ujarnya.

Baca Juga: Ekspedisi Energi 2022 Dimulai, 2 Tim Siap Potret Inovasi Energi

Dia menjelaskan peran pemerintah desa berupa mengadakan pelatihan, bantuan subsidi dengan dana desa, dan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Boyolali serta Pemprov Jateng sejak 2012.

Menurut dia, kesadaran masyarakat serta campur tangan pemerintah membuat Desa Urutsewu berhasil mendapatkan juara harapan pada Lomba Desa Mandiri Energi 2017 dan meraih juara Lomba Desa Mandiri Energi 2020 yang diselenggarakan Pemprov Jateng.

Ekspedisi Energi 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya