SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu hamil. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Mendapat suntikan vaksin dan booster menjadi suatu kekhawatiran, apakah aman bagi ibu hamil dan bayi? Jangan bingung moms, mendapatkan booster Covid-19 sama juga menjaga bayi dalam kandungan dari infeksi virus.

Jadi, kapan ibu hamil atau sedang program hamil harus menerima suntikan vaksin booster Covid-19? Menurut dokter obgyn di Rumah Sakit UNC Rex Amerika Serikat, Brian Brimmage, hal ini harus sesegera mungkin. Hal yang terpenting adalah Anda lolos skrining kesehatan dan telah berkonsultasi. Wanita hamil memiliki peningkatan risiko penyakit parah akibat Covid-19. Mereka yang tertular virus selama kehamilan juga menghadapi risiko kelahiran prematur dan kematian saat lahir yang lebih tinggi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jika aman dilakukan untuk ibu hamil, bagaimana halnya efek vaksin booster ini terhadap mereka yang sedang program untuk memiliki buah hati? Apakah berpengaruh terhadap fertilitas? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Baca Juga: WHO: Omicron Berbahaya Terutama untuk Orang Tidak Divaksin

Vaksinasi wanita hamil telah terlambat karena kekhawatiran beberapa ibu tentang menerima vaksin. Sejauh ini, menurut UNC Health Talk, tidak ada bukti bahwa vaksin menyebabkan bahaya pada ibu atau bayi. Itu sebabnya CDC dan kelompok terkemuka untuk dokter kandungan dan ginekolog merekomendasikan vaksin untuk ibu hamil. “Tidak ada bukti sama sekali bahwa vaksin atau booster menyebabkan keguguran, lahir mati atau segala jenis infertilitas,” kata  Brimmage. Membangun Antibodi Covid-19 untuk Ibu dan Bayi

Bukti menunjukkan bahwa vaksin bekerja dengan baik dalam jangka panjang dalam mencegah penyakit parah. Secara bertahap, efek vaksin akan melemah setelah beberapa bulan. Vaksin mendorong sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi terhadap virus corona yang dapat beraksi ketika Anda menghadapi virus tersebut. Wanita hamil yang divaksinasi membuat antibodi yang melewati plasenta, memasuki aliran darah bayi dan memberikan perlindungan kepada bayi setelah lahir. Itu sebabnya, misalnya, wanita hamil menerima vaksin Tdap, biasanya di awal trimester ketiga, untuk kemudian melindungi bayi baru lahir mereka yang rentan dari batuk rejan.

Menurut Brimmagem vaksin itu diberikan di akhir kehamilan untuk memaksimalkan produksi antibodi, karena itu sepenuhnya untuk kepentingan bayi. Batuk rejan pada orang dewasa cenderung ringan, dan sebagian besar wanita telah divaksinasi saat masih anak-anak. Apa yang diketahui dengan pasti adalah bahwa infeksi pada titik mana pun dalam kehamilan dapat berbahaya bagi ibu dan kemungkinan bayi, itulah sebabnya Brimmage merekomendasikan vaksinasi dan suntikan booster sesegera mungkin.

Baca Juga: Deretan Mitos Inhaler bagi Penderita Asma, Bagaimana Faktanya?

Bagi Anda yang dalam program hamil, tidak perlu khawatir dengan efek booster. Booster Covid-19 tidak menyebabkan infertilitas. Lantas, bagaimana jika ada ibu ingin mendapatkan vaksin booster nanti setelah dirinya hamil dengan harapan dapat menularkan antibodi ke bayi Anda? Menurut Brimmage, itu bukan hal terbaik. Dapatkan vaksin atau booster segera mungkin. Mengingat ancaman tertular Covid-19 dengan berbagai varian masih tinggi. Moms, jangan khawatir, konsultasikan kepada dokter kandungan jika akan melakukan vaksin maupun booster.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya