SOLOPOS.COM - Kartu prakerja (ilustrasi/bisnis.com)

Solopos.com, JAKARTA -- Sekitar 80,8 persen penerima Kartu Prakerja, dari total 4.700 responden, adalah penggangguran. Hal itu terungkap dalam survei Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang dilaksanakan 19 Mei-1 Juni 2020.

Sementara, mayoritas penerima manfaat Kartu Prakerja memanfaatkan insentif tunai dari Kartu Prakerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

TNP2K awalnya melakukan survei terhadap 12.000 responden penerima manfaat Kartu Prakerja. Jumlah itu lalu dipersempit hingga 4.700 responden.

Api dari Lantai II, Ini Kronologi Kebakaran Toko Candi Elektronik Solo

Ekonom TNP2K, Elan Satriawan, mengatakan 80,8 persen penerima manfaat Kartu Prakerja tidak memiliki pekerjaan atau menganggur saat melakukan pelatihan.

"80,8 persen peserta tercatat menganggur saat melakukan pelatihan Kartu Prakerja. Apa yang kita lihat dari dominasi penganggur yang menerima manfaat artinya tepat sasaran. Sebagian melaporkan mereka terpengaruh pandemi Covid-19, yaitu di-PHK atau dirumahkan," kata dia saat diskusi virtual dengan tema Survey Penerima Manfaat Kartu Prakerja, Senin (8/6/2020).

Dalam survei tersebut, terungkap sebanyak 66,5 persen perserta merupakan laki-laki dan 33,5 persen berjenis kelamin perempuan. Jika dilihat dari komposisi usia, 88 persen perserta berusia di bawah 35 tahun dengan 47,7 persen di antaranya berusia 18-25 tahun.

New Normal, Tempat Karaoke di Solo Ini Minta Kelonggaran Waktu Operasional

Tingkat Pendidikan Penerima Kartu Prakerja

Sementara itu, 60 persen peserta Kartu Prakerja berpendidikan terakhir SMA-SMK, 25,27 lulusan S1, dan 5 persen tingkat pendidikan lainnya

Hasil survei TNP2K tersebut juga menunjukkan 4.105 peserta atau responden memanfaatkan insentif tunai di luar insentif pelatihan Kartu Prakerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sebanyak 1.228 responden memanfaatkan insentif untuk modal usaha dan 1.101 responden mengunakan uang itu untuk membiayai upaya mencari kerja.

Ngeri! Ini Video Detik-Detik Kebakaran di Candi Elektronik Solo

Sebanyak 905 responden memilih menabung uang tersebut dan 611 mengunakannya untuk membayar utang. Hanya 67 responden yang memakai uang ini untuk memberi pinjaman.

Hasil survei tersebut memberi gambaran banyak pengganguran di Tanah Air. Survei juga menggambarkan kondisi ekonomi nasional.

"Hasil survei penerima manfaat Kartu Prakerja ini mirip dengan situasi nasional, yaitu sebagian besar termasuk dalam kategori penganggur muda," imbuh dia.

Round Up Covid-19 Boyolali: Ada 6 kasus Baru, Begini Perinciannya

55 Persen Peserta Masih Bekerja pada Januari

Ekonom Universitas Gajah Mada tersebut menambahkan 55 persen peserta survei masih memiliki pekerjaan pada Januari 2020. Adapun, 7 persen peserta memilih berwirausaha dan 37 persen merupakan pengangguran sejak lama.

Dia mengungkapkan alasan mereka mendaftar program Kartu Prakerja karena ingin menambah kemampuan (skill) untuk mencari pekerjaan baru dan mendapat dana bansos atau insentif dari pemerintah.

"Jika dilihat dari perspektif penerima manfaat, mayoritas ingin menambah keterampilan, mendapat sertifikat, memperoleh insentif, serta bisa berwirausaha," ungkapnya.

10 Berita Terpopuler: Begal Payudara Sragen-Candi Elektronik Kebakaran

Survei tersebut dilakukan pada periode 19 Mei-1 Juni 2020. Adapun, populasi sampel survei adalah penerima manfaat Kartu Prakerja gelombang I-III yang telah menyelesaikan seluruh pelatihan dan mendapat insentif.

Ahli statistik memberikan rekomendasi 4.400-5.900 sampel untuk diteliti. Untuk itu, TNP2K menyebar kuisioner kepada 12.000 responden dan menyempitkan sampel valid sebanyak 4.700 responden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya