SOLOPOS.COM - SPBU Singodutan, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri tidak ada antrean, Senin (1/11/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—PT Pertamina (Persero) menyatakan distribusi bio solar/solar bersubsidi saat ini sudah mulai normal.

Antrean pembelian solar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sudah tak separah sebelumnya. Jika masih ada antrean, Pertamina meminta masyarakat melapor dengan menghubungi ke nomor 135 agar bisa segera ditindaklanjuti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com di SPBU Singodutan, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Senin (1/11/2021) pagi, tidak terlihat antrean kendaraan yang ingin mengisi solar. Pengisian solar ke kendaraan konsumen berjalan normal.

Baca Juga: Getek Tradisional Tetap Jadi Andalan Nelayan Rawa Jombor Mencari Ikan

Kondisi ini berbeda dengan pekan sebelumnya. Saat itu ada antrean kendaraan yang ingin mengisi solar di SPBU Singodutan cukup panjang. Kondisi tersebut terjadi di banyak SPBU di Kabupaten Wonogiri selama lebih kurang dua pekan.

Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Sub Holding Commercial and Trading, Brasto Galih Nugro, menyampaikan pihaknya mendistribusikan solar di atas rata-rata distribusi harian normal ke sejumlah SPBU di daerah-daerah yang mengalami peningkatan permintaan.

Brasto menyebut peningkatan permintaan tidak terjadi di seluruh SPBU di Jawa Tengah dan DIY. Peristiwa itu terjadi di lokasi tertentu.

Baca Juga: Pemilik Warung Apung Minta Revitalisasi Rawa Jombor Dikerjakan Serius

Berdasar pantauan lapangan setelah distribusi di atas rata-rata harian normal dilakukan, pelayanan di SPBU-SPBU tersebut sudah kembali normal.

“Menyikapi adanya peningkatan permintaan solar di daerah, Pertamina berkoordinasi dengan BPH Migas [Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi] selaku regulator. BPH Migas memberi kewenangan kepada Pertamina Patra Niaga untuk mengatur kuota solar lintas kabupaten/kota atau lintas provinsi jika diperlukan. Pengaturan kuota tersebut harus sesuai kuota yang ditentukan,” kata dia.

Brasto menyebut Pertamina berkomitmen menyalurkan solar tepat sasaran sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM). Dia meminta SPBU mendistribusikan solar bersubsidi sesuai ketentuan itu.

Baca Juga: Gemar Dakwah, Kapolsek Eromoko Pernah Gelar Pengajian di Tempat Karaoke

Komitmen untuk mematuhi aturan harus semakin diperkuat saat terjadi peningkatan permintaan seperti sekarang ini. Pertamina bakal menindak tegas SPBU yang melanggar ketentuan.

“Hingga Oktober ada 26 SPBU di Jawa Tengah dan DIY yang diberi sanksi berupa penghentian suplai, penutupan sementara, maupun penggantian selisih harga jual solar bersubsidi. Mereka menyalurkan tidak sesuai regulasi berlaku. Misalnyam transaksi yang tidak wajar, pengisian jeriken tanpa surat rekomendasi, dan pengisian ke kendaraan modifikasi,” terang Brasto.

Dia mengimbau masyarakat tidak segan melaporkan ke aparat jika menemukan indikasi penyalahgunaan BBM subsidi di lapangan.

Baca Juga: Religius, Kapolsek Eromoko Wonogiri Dirikan Ponpes dan MTs

 

Antrean Berkurang

Sopir mikrobus jurusan Wonogiri-Baturetno, Suhardi, menginformasikan hingga awal November ini masih mengantre setiap mengisi solar. Namun, antrean tidak separah sebelumnya.

Saat ini dia selalu mendapatkan solar meski pembelian dibatasi maksimal Rp100.000/kendaraan. Sebelumnya, kadang Suhardi tak mendapatkan solar meski sudah mengantre sejak pagi. Tak sedikit sopir mikrobus lainnya mengalami kejadian yang sama. Antreannya pun panjang.

“Masih mengantre, tapi tidak separah sebelumnya. Kelihatannya stok solar di SPBU-SPBU sudah aman. Saya selalu kebagian meski lebih dari satu kali mengisi,” ujar Suhardi.

Baca Juga: 1.000 Gelas Kopi Gratis bagi Pengunjung Ekowisata Kalitalang Klaten

Terpisah, Manajer SPBU Pracimantoro, Sidoharjo, dan Jatisrono, Mulyanto, mengatakan hal senada. Masih ada antrean pembeli solar, tetapi tak separah sebelumnya.

Solar pun selalu tersedia. Ketiga SPBU yang dikelolanya mendapat pasokan lebih banyak dari Pertamina sejak sepekan terakhir. Kendati demikian, dia masih membatasi nominal pembelian, yakni maksimal Rp100.000/kendaraan.

“[Ketersediaan solar] sekarang aman. Distribusi ke konsumen semakin lancar,” ulas Mulyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya