SOLOPOS.COM - Relawan dari Public Safety Center (PSC) 119 Sragen bersama relawan PMI Sragen mengevakuasi jasad Paino dari Kantor UPPD Sragen, Rabu (8/4/2020). (Istimewa/Humas Polsek Kota Sragen)

Solopos.com, SRAGEN - Paino, 53, seorang PNS asal Dukuh Pondok, RT 04/RW 02, Desa/Kecamatan Sambungmacan, Sragen, meninggal dunia saat mengantre bayar pajak kendaraan bermotor di Kantor Unit Pengelolaan Pendapatan Daerah (UPPD) Sragen, Rabu (8/4/2020).

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Paino tiba di Kantor UPPD Sragen atau yang lebih dikenal Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) pada Rabu. itu tiba-tiba pingsan saat mengantre.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menginap di Hotel Mewah, Tenaga Medis Riau Juga Terima Tunjangan Rp2 Juta/Hari

Korban yang masih bernapas kemudian dibawa keluar ruangan menggunakan kursi roda. Petugas dari UPPD Sragen kemudian menghubungi tenaga medis. Namun, PNS yang bertugas sebagai guru di salah satu SD di Sambungmacan Sragen meninggal sebelum diperiksa petugas medis.

“Kejadiannya sekitar pukul 13.00 WIB. Kejadian itu tidak mengganggu pelayanan karena pukul 12.30 WIB, kantor sudah tutup,” terang Kepala Seksi (Kasi) Pajak Kendaraan Bermotor, UPPD Sragen, Kiswanto, kepada Solopos.com, Rabu.

Cuhat Penarik Becak Solo Selama KLB Corona: Sudah Sepi Masih Ditawar, Purwosari-Tirtonadi Dihargai Rp10.000

Evakuasi Gunakan APD

Mendapati laporan itu, relawan dari Public Safety Center (PSC) 119 Sragen, PMI Sragen dan sejumlah anggota dari Polsek Kota Sragen mendatangi lokasi. Saat mengevakuasi korban, relawan dari PMI Sragen dilengkapi alat pelindung diri (APD) yang biasa dipakai untuk menangani pasien atau orang meninggal dunia karena terjangkit virus corona.

Jasad Paino kemudian dilarikan ke Kamar Jenazah RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Tidak lupa, relawan dari PMI juga menyemprotkan cairan disinfektan ke bagian teras Kantor UPPD Sragen.

Menginap di Hotel Mewah, Tenaga Medis Riau Juga Terima Tunjangan Rp2 Juta/Hari

Kapolsek Kota Sragen, AKP Mashadi, menyebut korban meninggal dunia bukan karena virus corona, melainkan karena tekanan darah tinggi. Teka-teki penyebab kematian korban itu mengemuka setelah polisi mendapatkan laporan dari petugas medis yang memeriksa jasadnya di RSUD.

Terkait penggunaan APD bagi petugas yang mengevakuasi jasad Paino, Kapolsek menyebut hal itu sudah menjadi protap. “Sekarang kalau ada orang meninggal dunia secara mendadak, tim PSC yang mengevakuasi korban tetap memakai APD. Itu sudah jadi protapnya,” terang Mashadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya