SOLOPOS.COM - Suasana Bimbingan Teknis Kelembagaan Forum Tim Penanggulangan Kemiskinan Kecamatan (TPKK) Se-Kota Solo di Loji Hotel Solo, Rabu (21/10/2020). Anggota kelembagaan penanggulangan berbasis masyarakat tersebut mendapatkan materi supaya masyarakat yang terindikasi miskin dapat pelayanan dari pemerintah. (Wahyu Prakoso/Solopos)

Solopos.com, SOLO-- Risiko kenaikan angka kemiskinan Kota Solo tinggi akibat pandemi Covid-19. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Solo melakukan advokasi supaya lembaga sektoral meningkatkan pelayanan masyarakat.

Kepala Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan  Bappeda Solo, Sumilir Wijayanti, menjelaskan angka kemiskinan Kota Solo sebanyak 8,7 persen 2019 berpotensi meningkat akibat pandemi Covid-19.  Jumlah warga miskin warga Solo dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sekitar 47.000 nama.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“DTKS merupakan data dari pusat dan pemutakhirannya sudah mencapai 98 persen. Kebijakan Kota Solo  memberikan perlindungan kepada warga rentan sosial ekonomi sehingga database kami berjumlah sekitar 52.000,” katanya kepada Solopos.com di sela-sela Bimbingan Teknis Kelembagaan Forum Tim Penanggulangan Kemiskinan Kecamatan (TPKK) Se-Kota Solo di Loji Hotel Solo, Rabu (21/10/2020).

Digelontor Rp6,7 Miliar Dari Kemenparekraf, TSTJ Dan Balekambang Solo Bikin Ini

Dia menjelaskan, sekitar 47.000 mendapatkan perlindungan dari  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sisanya mendapatkan perlindungan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Solo. Target penurunan angka penduduk miskin menjadi 6,3 persen pada 2021 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dinilai sulit tercapai.

“Pandemi ini menjadi PR [pekerjaan rumah] untuk RPJMD berikutnya supaya menjadi acuan untuk penanggulangan isu kemiskinan. Target kinerja menunggu kebijakan kepala daerah terpilih. Berapa mungkin dalam masa kepemimpinannya menentukan penurunan kinerja kemiskinan,” paparnya.

Nyalon Wakil Bupati Klaten Lewat Partai Lain, Harjanta Dipecat Dari Keanggotaan PDIP

Implementasi Program

Menurut Sumilir Wijayanti, RPJMD Kota Solo cukup baik karena angka penduduk miskin Kota Solo sekitar 13 persen 2015 menjadi 8,7 persen 2019. Pandemi Covid-19 yang berlangsung sekitar tujuh bulan membuat angka kemiskinan naik menjadi sekitar 9 persen.

“Bappeda melakukan advokasi lembaga sektoral untuk penanggulangan isu kemiskinan baik fisik, misalkan pembangunan infrastruktur air bersih dan sanitasi dan non fisik, misalkan kesehatan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, implementasi sejumlah program dari Dinas Sosial Kota Solo kurang melibatkan TPKK karena pelaksanaan program terbatas waktu. Bappeda akan memediasi supaya koordinasi menjadi lebih baik.

Koordinator TPKK Pasar Kliwon, Charles Suharto, menjelaskan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan kurang melibatkan TPKK. Setiap program penanggulangan kemiskinan memiliki lembaga berbeda-beda.

“TPKK merupakan relawan. Dan program penanggulangan kemiskinan, misalkan PKH [program keluarga harapan] dari Dinas Sosial ada lembaga sendiri.  Seharusnya kalau mengeksekusi program tidak membentuk lembaga baru. Seharusnya diintegrasikan dengan TPKK,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya