SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani Sukoharjo menjemur gabah (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pemkab Sukoharjo membangun tiga lumbung pangan masyarakat (LPM) guna memperkuat cadangan dan mengantisipasi kerawanan atau krisis pangan. Ketiga LPM itu dibangun pada 2022 di tiga kecamata yakni Polokarto, Mojolaban, dan Bulu.

Pemerintah mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Salah satunya dengan mengoptimalkan LPM yang berfungsi untuk menjaga kontinuitas ketersediaan dan akses pangan. Pada masa pandemi Covid-19, ketersediaan pangan merupakan hal krusial.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Pangan Sukoharjo, Endang Tien Maryuni, mengatakan para petani bisa menyimpan gabah maupun beras di LPM. Lumbung pangan berperan mengatasi kerawanan pangan masyarakat di perdesaan.

Baca Juga: Di Bazar Tani Sukoharjo Ada Beras Berkualitas Super Dijual Murah Lur

“Tahun depan, kami membangun LPM di tiga lokasi yakni Polokarto, Mojolaban, dan Bulu. Lumbung pangan bisa dimanfaatkan saat ketahanan pangan mulai terancam,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com di Pendapa Graha Satya Praja (GSP) kompleks Gedung Setda Sukoharjo, Kamis (23/12/2021).

Sebagai gudang penyimpanan gabah dan beras, lumbung pangan juga bisa digunakan saat hasil panen pertanian minim serta kelanjutan hidup masyarakat Sukoharjo. Pemerintah berupaya memfasilitasi pengembangan cadangan pangan masyarakat sekaligus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia petani atau kelompok tani.

Memangkas Mata Rantai Pemasaran

Hal ini sudah diatur dalam UU No 18/20212 tentang Pangan. “Pemerintah hanya memfasilitasi pengelolaan lumbang pangan. Misalnya, pembinaan dan pendampingan kelembagaan lumbung pangan,” ujar Endang.

Baca Juga: 8.122 Ha Sawah di Sukoharjo Bisa 4 Kali Panen Setahun, Ini Rahasianya

Lebih jauh, Endang menyampaikan keberadaan lumbung pangan memangkas mata rantai pemasaran produksi yang panjang sehingga mengakibatkan pendapatan petani rendah. Saat musim panen padi, para tengkulak menyerbu ke sawah-sawah petani karena mereka memahami kondisi pertanian di setiap wilayah perdesaan.

Para tengkulak berkuasa memainkan harga gabah. Terlebih, para petani tak memiliki daya tawar harga gabah yang ditawarkan tengkulak. Mereka butuh uang untuk membiayai modal tanam dan biaya operasional selama masa tanam. “Tak perlu lari ke tengkulak saat masa panen padi. Hasil panen padi bisa disimpan di lumbung pangan. Sehingga petani mendapatkan penghasilan berlipat ganda,” paparnya.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sukoharjo, Sukirno, mendukung langkah pemerintah yang berupaya memperkuat cadangan pangan dengan membangun lumpung di tiga lokasi. Membangun ketahanan pangan di tengah gerusan pandemi Covid-19 harus melibatkan petani dan masyarakat. Ia berharap pembangunan LPM mampu mencegah krisis pangan di wilayah perdesaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya