SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi beras Bulog (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Foto Ilustrasi Beras Bulog
JIBI/Harian Jogja/Antara

JOGJA-Perum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menaikkan prognosa pengadaan beras tahun 2013 dari 60.000 ton menjadi 70.000 ton guna mengantisipasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta Darsono Imam Yowono di Jogja, Selasa (7/5), mengatakan kenaikan prognosa tersebut diperlukan terkait rencana pemerintah untuk menambah jumlah pembagian raskin (beras untuk warga miskin) pada tahun ini menjadi 16 kali.

“Penambahan pemberian raskin dari 13 kali ke 16 kali dilakukan untuk mengeliminasi dampak kerugian yang dirasakan oleh masyarakat miskin akibat kenaikan BBM,” katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Darsono, kebutuhan beras untuk disalurkan pada tahun ini juga akan naik yakni dari 51.000 ton menjadi 66.000 ton, dengan rata-rata kebutuhan per bulan 4.000 ton.

Ia optimistis dapat mencapai prognosa 70.000 ton untuk tahun ini sebab kondisi produktivitas padi di DIY rata-rata masih bagus meskipun telah memasuki musim kemarau.

“Produksi kita hingga saat ini masih relatif cukup bagus, serangan hama juga tidak ada, sementara yang seharusnya sekarang sudah masuk kemarau pada kenyataanya masih turun hujan,”katanya.

Stok persediaan beras yang ada saat ini, kata dia, masih 21.848 ton. Jumlah itu masih bisa mencukupi kebutuhan beras hingga lima bulan ke depan.

Sementara itu, rencana kenaikan BBM, menurut dia, harga pembelian pemerintah (HPP) terhadap beras tidak perlu dinaikkan, sebab HPP di Indonesia sudah relatif tinggi dibandingkan harga beras impor.

“Dengan HPP yang sekarang berlaku yakni Rp6.600 per kilogram masih lebih tinggi dari beras impor dengan harga Rp5.400 perkilogram. Petani masih untung banyak,”katanya.

Selain itu, kata dia, kenaikan HPP juga justru akan berdampak pada terjadinya inflasi, meskipun di sisi lain dengan kenaikan BBM biaya transportasi naik, dan biaya penggilingan juga naik.

Sebelumnya, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri mengatakan penambahan jumlah raskin akan disesuaikan dengan waktu kenaikan BBM bersubsidi.

“Paling tidak, sedikitnya jumlah raskin ditambah 3 kali -4 kali, sebesar 30 kg per keluarga,” katanya di Jakarta, pekan lalu.

Kenaikan alokasi raskin tersebut, menurut Salim, merupakan bagian dari empat kompensasi akibat kenaikan BBM yaitu, Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), bantuan siswa miskin, dan program keluarga harapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya