SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir (Harian Jogja/Desi Suryanto)

Solopos.com, KLATEN–Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten mendata lokasi rawan bencana banjir, tanah longsor, dan banjir lahar dingin di Kabupaten Klaten. Dari 26 kecamatan, tujuh kecamatan rawan banjir dan dua kecamatan rawan banjir lahar dingin.

Dari data yang diperoleh Espos dari BPBD Klaten, lokasi rawan banjir di tujuh kecamatan terdiri atas 33 desa di sekitar aliran Sungai Dengkeng. Sedangkan lokasi yang rawan banjir lahar dingin di dua kecamatan, terdiri atas sembilan desa di sekitar aliran Kali Woro. Bencana tanah longsor di tiga kecamatan di tiga desa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Klaten, Joko Rukminto, mengatakan kewaspadaan terhadap bencana banjir, longsor, dan banjir lahar dingin terutama pada awal 2014. Sebab, pada Januari dan Februari diperkirakan puncak musim hujan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Untuk kewaspadaan di wilayah, sebulan yang lalu kami sudah mengirimkan surat edaran ke semua camat untuk antisipasi bencana saat musim hujan. Antisipasi itu, di antaranya normalisasi saluran air, penguatan tanggul, pembuatan posko banjir, penyediaan karung plastik dan bronjong kawat untuk tanggul sementara,” katanya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (18/12).

Pada Oktober ini, pihaknya juga mengusulkan dana siap pakai untuk bencana banjir ke Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) sebesar Rp150 juta. Usulan tersebut untuk normalisasi Sungai Woro yang direncanakan dengan pengerukan sedimentasi sepanjang 500 meter. Hal itu untuk antisipasi banjir lahar dingin.

“Rencana normalisasi Sungai Woro terutama di Desa Sukorini dan Desa Borangan di Kecamatan Manisrenggo. Pada 2010, kami pernah melakukan normalisasi Sungai Woro, tetapi setelah terjadi erupsi dan banjir lahar dingin, sedimentasinya kembali bertambah,” tuturnya.

Untuk itu, pihaknya mengimbau warga untuk selalu waspada karena hujan mulai merata di hampir semua wilayah. “Apabila di puncak Gunung Merapi turun hujan gerimis dua jam saja, bisa terjadi lahar dingin. Apalagi, jika terjadi hujan deras. Jadi, warga harus tetap waspada. Saat ini pun, para relawan di lapangan juga terus siaga banjir lahar dingin,” imbuhnya.

Terpisah, BPBD Klaten berencana membuat peta lokasi rawan bencana di Kabupaten Klaten untuk memudahkan perencanaan kesiap-siagaannya. Terkait hal itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Klaten, Sri Winoto, mengatakan pembuatan peta tersebut masih tahap pendataan.

“Saat ini, kami masih melakukan pendataan wilayah di antaranya lokasi rawan bencana, jumlah warga, lokasi pengungsian, serta potensi relawan. Kami berupaya secepatnya membuat peta rawan bencana ini, sehingga bisa mempercepat penanganan bencana,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya