SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Antisipasi bencana longsor di dataran tinggi Dieng tampaknya perlu segera dilakukan.

Kanalsemarang.com, WONOSOBO-Konsultan bisnis asal Amerika Serikat Prof. Moure Vanacht mengkhawatirkan kondisi kawasan dataran tinggi Dieng di perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah, karena rentan terhadap longsor.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dataran tinggi Dieng rusak parah karena lapisan tanahnya sudah sangat tipis sehingga sangat berbahaya dan rentan terhadap bencana tanah longsor maupun banjir,” katanya di Wonosobo, Kamis (6/8/2015).

Ia menyampaikan hal tersebut saat kunjungan lapangan ke Dieng bersama akademisi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta untuk mengunjungi sentra pembuatan Carica di Desa Patak Banteng, Wonosobo.

“Kami melihat langsung proyek UPN Yogyakarta yang membina para petani kentang agar bisa beralih pada agro industri Carica serta melihat langsung kondisi Dieng saat ini,” kata Vanacht.

Menurut dia situasi Dieng kini sangat berbahaya dan harus menjadi prioritas untuk diselamatkan.

“Berbahaya sekali, karena lapisan tanahnya sudah begitu tipis sehingga tidak mampu menahan air dan bila sewaktu-waktu terjadi hujan akan sangat rawan banjir,” katanya.

Ia menuturkan untuk mengantisipasi terjadinya bencana masyarakat Dieng tidak lagi meneruskan model penanaman kentang monokultur.

“Sebaiknya mulai diversifikasi pertanian, karena semua model monokultur pertanian di setiap tempat selalu berakibat buruk bagi lingkungan di sekitarnya,” katanya.

Selain itu, katanya upaya penyelamatan air tanah di dataran tinggi Dieng perlu menjadi pemikiran.

“Air di dataran tinggi Dieng menjadi tumpuan bagi daerah di bawahnya sehingga akan berdampak serius bagi kehidupan manusia bila sampai tidak terselamatkan,” katanya.

Bupati Wonosobo, Kholiq Arif mengakui, bahwa kondisi dataran tinggi Dieng memang memerlukan perhatian serius.

“Sejak era pergantian pimpinan nasional pada masa reformasi, kondisi Dieng memang berubah secara drastis, karena banyak lahan Perhutani beralih fungsi menjadi lahan pertanian, khususnya kentang,” katanya.

Namun, katanya pemerintah telah berupaya untuk menanggulangi kerusakan Dieng.

“Kami memiliki tim kerja pemulihan Dieng yang sampai saat ini terus bekerja untuk memperbaiki dataran tinggi Dieng,” kata Kholiq kepada para peserta field Trip lintas negara tersebut.

Ia menuturkan upaya memperbaiki Dieng dilakukan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi.

“UPN Yogyakarta termasuk salah satu yang kami gandeng untuk bersama-sama memulihkan Dieng,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya