SOLOPOS.COM - Banjir lahar hujan di Kali Gendol pada musim hujan. (JIBI/HARIAN JOGJA/dok)

Banjir lahar dingin di Kali Gendol pad amusim hujan tahun lalu. (JIBI/HARIAN JOGJA/dok)

JOGJA– Mengantisipasi banjir lahar dingin, pemerintah didesak untuk mendesain penanganan resiko bencana jangka panjang. Salah satunya, dengan merelokasi pemukinan di sepanjang bantaran sungai.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Jogja Toto Suroto mengatakan potensi dan ancaman banjir lahar dingin di Jogja masih cukup besar. Apalagi, katanya, bila hujan terjadi lebih dari tiga jam. “Ya, potensi (banjir lahar dingin)-nya masih besar,” kata Toto, saat ditemui di kantornya, Senin (8/10/2012).

Untuk mengantisipasinya Kimpraswil mengeruk  endapan pasir bekas banjir lahar dingin awal 2012 lalu. Selian itu beberapa talut (tanggul sungai) yang rusak dan retak akibat terjangan banjir lahar dingin sudah diperbaiki.

Kimpraswil menyiapkan tujuh unit genset yang bisa digunakan untuk memberikan penerangan ke arah sungai bila terjadi luapan banjir. “Ada tujuh unit genset yang kami sediakan dan bisa digunakan secara mobile. Enam unit di Kimpraswil dan satu unit ditaruh di kantor PKB (penanggulangan Kebakaran dan bencana),” imbuhnya.

Ketua Forum Pemerti Code Totok Pratopo mengakui, potensi dan ancaman banjir lahar masih cukup besar. Apalagi, lanjut dia, sisa material vulkanik di lereng Merapi masih cukup besar. Untuk memantau situasi tersebut, sebuah alat pemantau telemetri sudah dipasang di puncak Merapi oleh sebuah lembaga non pemerintah di bidang bencana.

“Dengan bantuan alat itu, jumlah material hingga potensi banjir lahar bisa diterus dipantau secara online. Jadi real time kami bisa memantaunya,” jelas Totok saat dihubungi, kemarin.

Meski begitu, Totok berharap agar pemerintah melakukan penanggulangan bencana secara sistemik, terukur dan jangka panjang. Dia mengkritik penanganan yang dilakukan pemerintah selama dua tahun ini. “Banjir lahar dingin terjadi tiap kali musim hujan. Semestinya, cara penanggulangan bencana jangan bersifat darurat dan jangka pendek. Tapi jangka panjang,” usulnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya