SOLOPOS.COM - Sedotan bambu (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Ada banyak alternatif yang bisa digunakan untuk menggantikan sedotan plastik seperti sedotan alumunium sampai sedotan bambu.

Gerakan mengurangi sedotan plastik ini bukan tanpa alasan. Dalam sehari ada sekitar 93 juta sedotan plastik yang menjadi sampah. Bahkan, sedotan plastik menjadi salah satu penyumbang terbesar sampah plastik di dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedotan bambu bisa menjadi alternatif penggantinya. Indonesia kini mulai dikenal sebagai produsen sedotan bambu di dunia. Permintaan sedotan bambu buatan Indonesia di pasaran dunia mulai meningkat.

Pengumuman! 1.912 Masjid & Musala di Sragen Boleh Gelar Salat Id Besok

Ekspedisi Mudik 2024

Sebenarnya cukup mudah untuk membeli sedotan bambu. Banyak marketplace sampai toko dan pasar yang menjual sedotan jenis ini. Namun, bila penasaran, tidak ada salahnya mencoba membuat sedotan alami ini sendiri.

Sebagaimana dikutip dari laman indonesia.go.id, beberapa waktu lalu, langkah pertama yang dilakukan adalah pemilihan bambu. Pemilihan ini harus tepat karena bambu yang akan digunakan memiliki ukuran sesuai dengan diameter sedotan pada umumnya.

Agar mendapatkan ukuran bambu yang sesuai, pohon bambu yang ditanam bisa ditandai dengan berapa lama pohon tersebut sudah ditanam.

Jika waktu penanaman sudah sesuai dengan target waktu yang ditentukan, pohon bambu akan menghasilkan bambu dengan ukuran tersebut dan bambu sudah bisa ditebang.

Kemarau, Pendaki Gunung Lawu Jangan Lupa Bawa Air Secukupnya!

Setelah sudah mendapatkan ukuran bambu yang sesuai, kemudian bambu akan di-treatment dengan metode pemanasan sinar matahari. Proses ini dilakukan guna menghilangkan kadar air  yang terkandung di dalam bambu tersebut.

Pada saat bambu sudah mulai mengering, batang pada bambu tersebut akan tampak mengerut. Proses pengkerutan ini dimulai sejak bambu ditebang. Dengan mengkerutnya bambu, dapat mengurangi diameter pada bambu hingga 16% dan pengurangan ketebalannya hingga 17%.

Ketika bambu sudah mengering kemudian dilanjutkan dengan proses pembersihan secara menyeluruh. Bambu yang sudah kering akan diolah, dipotong sesuai dengan tinggi yang telah ditentukan agar menjadi sedotan.

Digunakan Berkali-Kali

Setelah sudah mendapatkan bentuk dan tinggi yang diinginkan, seluruh permukaan bambu akan dihaluskan yakni dengan menggunakan amplas.

Watu Sigong Klaten, Batu Misterius yang “Mainkan” Gamelan di Malam Hari

Bersihkan kembali dengan air agak tidak ada serbuk bekas amplas yang menempel dan kemudian kembali dikeringkan di bawah terik matahari.

Di pasaran, sedotan unik ini dijual mulai Rp2.000 per buah. Memang tergolong lebih mahal dibandingkan sedotan plastik. Namun, sedotan ini mampu bertahan selama enam bulan atau bisa digunakan berkali-kali.

Hal yang harus diperhatikan adalah cara perawatan agar sedotan alami ini bisa digunakan berkali-kali. Cara mencucinya bisa dikukus selama 15 menit akan tetapi tidak dianjurkan dalam penggunaan sabun dengan jumlah sedikit atau banyak. Penggunaan sabun malah akan mendatangkan jamur dengan cepat.

Jadi Ramai Gegara Viral di Instagram, Ini Keistimewaan Bakso Pak Min Solo

Sedotan ini bisa disimpan dalam boks yang tertutup rapat. Saat penyimpanan sangat disarankan meletakkan silica gel di dalam boks yang berisi sedotan bambu.

Langkah ini berguna untuk penyimpanan sedotan bambu dalam jangka waktu yang panjang dan menghindari sedotan dari terjadinya proses pertumbuhan jamur pada permukaan sedotan.

”Setiap tahunnya, produksi sedotan bambu semakin meningkat karena semakin banyaknya permintaan pasar dari konsumen lokal maupun mancanegara.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya