SOLOPOS.COM - Bus bumel Solo-Wonogiri PO Raya ngetem di Terminal Pracimantoro, Selasa (28/6/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Sopir bus bumel trayek Solo-Wonogiri, Suparno alias Nano, 54, mengaku telah menjalani profesi sebagai sopir selama 27 tahun. Selama kurun waktu itu, Nano pernah mengalami kecelakaan di jalanan sebanyak tiga kali.

Satu kali menabrak pohon, dua lainnya ditabrak sepeda motor sekira 2008 dan 2012. Pengalaman buruk itu tidak menjadikan Nano trauma. Justru menjadi pelajaran lebih berhati-hati.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kejar-kejaran dengan bus lain sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Nano. Hal semacam itu tidak bisa dihindari para sopir bus karena dituntut tepat waktu dan mencari penumpang sebanyak-banyaknya. Meski demikian, antarsopir bus sudah saling paham. Mereka tidak ada perselisihan.

“Kalau sudah sampai terminal, kami ya guyonan enggak ada itu musuhan. Kami tetap saling sapa. Enaknya jadi sopir, jadi orang jalanan itu seperti itu, kami kompak,” kata dia saat ditemui di rumahnya, Keloran, Selogiri, Senin (27/6/2022).

Dalam catatan Kasatlantas Polres Wonogiri, AKP Marwanto, setidaknya terdapat tiga kecelakaan lalu lintas (lantas) yang melibatkan bus sejak awal hingga medio 2022. Namun dalam data itu tak disebutkan secara jelas apakah bus tersebut termasuk dalam jenis bumel atau tidak.

Baca Juga: Ngangeni Lur! Ini Nama Bus Bumel Trayek Solo-Wonogiri

“Selama 2018 hingga 2022, angka kecelakaan yang melibatkan bus totalnya ada 58 kasus. Rincianya, 25 kecelakaan yang melibatkan bus besar/AKAP/wisata, sembilan minibus, dan 24 bus bumel/AKDP,” kata Marwanto saat dihubungi Solopos.com, Kamis (30/6/2022).

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri, Waluyo, masih banyak bus bumel yang beroperasi dan kondisinya aman untuk dikendarai. Dari hasil uji kir, semua bus yang masuk ke tempat pemeriksaan dinyatakan lolos melewati ujian.

Saat ditanya jumlahnya, Waluyo belum dapat menjawab. Laik atau tidaknya bus bumel lolos uji kir bukan dilihat pada segi fisik. Melainkan pada fungsi peralatan berkendaranya.

“Kami lebih memandang masih berfungsinya rem, ban, lampu dengan baik. Kemudian pada dimensi, sepanjang memenuhi aturan maka lolos uji kir,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (30/6/2022).

Baca Juga: Aman! Seluruh Bus Bumel yang Mengaspal di Wonogiri Laik Jalan

Ia mengatakan pengujian yang dilakukan Dishub Wonogiri sudah tegas. Saat petugas pemeriksa menemukan satu bagian operasional bus tak berfungsi, bus yang diujikan akan ditolak.

Tidak adanya bus yang gagal uji kir lebih karena pemilik bus sudah siap sebelum masuk ke tempat pemeriksaan. Sedangkan bagi pemilik bus yang tidak laik jalan sudah paham tidak melaksanakan uji kir.

Masa kejayaan bus bumel Solo-Wonogiri, yakni era 1990-an sampai 2010. Kala itu, penumpang bus bumel banyak. Bahkan sering overload.

Bus yang ia sopiri tidak pernah sepi penumpang. Padahal kala itu jumlah bus bumel tidak sedikit dan banyak saingan dari PO lain.

Baca Juga: Wujud Bus Bumel Setan Rute Solo-Wonogiri, Pernah Naik?

Di era sekarang, bus bumel mulai mengalami kemunduran karena tergilas roda zaman. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya Pandemi Covid-19.

Penumpang seketika turun drastis. Armada bus pun terpaksa banyak yang tidak beroperasi. Bahkan sempat beberapa bulan seluruh bus bumel di perusahaan dia bekerja tidak ada yang beroperasi.

Pandemi covid-19 sangat mengubah nasib para pekerja di bidang angkutan umum. Banyak karyawan yang terpaksa cari penghasilan tambahan di luar kerja menjadi kru bus bumel.

“Perbedaannya sangat jauh. Dulu masih mudah cari penumpang, sekarang sulit,” kata kondektur bus bumel PO Raya, Mulyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya