Solopos.com, SRAGEN — Angka pasangan usia subur (PUS) yang mengikuti program keluarga berencana (KB) baru sepanjang Januari-Mei 2020 mencapai 6.729 orang.
Angka tersebut turun 1.309 orang atau turun 16,29% bila dibandingkan periode sama pada 2019 yang mencapai 8.038 orang.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Weekend Ini, Gerhana Matahari & Bulan Bakal Terlihat Hanya Selang Sehari
Angka peserta KB baru itu yang tercatat di Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sragen.
Sumbernya dari fasilitas kesehatan KB baik negeri dan swasta serta dari jejaring fasilitas kesehatan (faskes) KB dokter, bidan, dan lainnya.
Plt. Kepala DP2KBP3A Sragen, Joko Puryanto, saat berbincang dengan
Terkuak, Mayoritas Akseptor KB di Klaten Pilih Implan Ketimbang Kondom
Sedangkan di bulan yang sama pada 2019 jumlahnya mencapai 3.587 orang dari faskes KB pemerintah dan 2.092 orang dari faskes KB swasta.
“Turunnya animo masyarakat untuk ikut KB baru itu karena untuk pelayanan metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi di rumah sakit yang mensyaratkan harus ikut swab test terlebih dulu. Sebenarnya petugas lapangan KB (PLKB) sudah memfasilitas tetapi masyarakat tidak mau swab test,” terang Joko yang juga berprofesi sebagai dokter umum itu.
Risiko Penularan
Dia menjelaskan dari pihak RS tidak mau tanpa syarat itu karena untuk antisipasi bila warga yang mau MOW ternyata orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Joko menjelaskan RS tidak ingin ada risiko penularan.
“Jadi yang berkurang animonya itu pada KB MOW. Kalau untuk KB pil dan yang lainnya masih tetap. Pelayanan MOW itu stop selama ada wabah Covid-19," ungkap dia.
Pertamina Pastikan Tetap Salurkan Premium, Tapi…
Dia berharap saat ada kampanye hari keluarga nasional (Harganas) yang puncaknya pada 29 Juni mendatang ada gerakan untuk menyukseskan program KB. Pada hari itu targetnya bisa sampai 1 juta aseptor KB secara nasional.