SOLOPOS.COM - Pendeteksi suhu badan penumpang yang bekerja otomatis sedang diuji coba di Stasiun KRL Commuter Line Sudirman, Senin (13/4/2020). Meskipun detektor suhu badan itu ada, petugas masih memeriksa suhu penumpang secara manual. (Bisnis-Aziz Rahardyan)

Solopos.com, JAKARTA -- Usulan Anies Baswedan dan sejumlah kepala daerah wilayah penyangga DKI Jakarta agar kereta rel listrik atau KRL Jabodetabek dihentikan sementara ditolak Luhut Pandjaitan. Alasannya, penghentian KRL tidak bisa dilakukan dengan mudah.

Luhut Binsar Pandjaitan yang menjadi Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi sekaligus Menteri Perhubungan Ad Interim mengaku hal itu sulit dilakukan. Dia mengaku sudah berbicara dengan beberapa kepala daerah di Jabodetabek mengenai penerapan PSBB selama pandemi Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Banyak Perusahaan Bandel, KRL Dipenuhi Penumpang Saat PSBB Jakarta

Dia juga mengaku sudah berbicara dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Usulan agar KRL Jabodetabek dihentikan tersebut, kata Luhut, perlu didasarkan pada kajian yang matang.

"Kalau tadi Pak Gubernur DKI, Pak Anies Baswedan, bicara sama saya, jadi kami koordinasikan baik-baik saja. Mengenai KRL ini saya bilang, 'Pak Anies, tolong juga dilihat kenapa masih banyak orang yang ke Jakarta'," jelasnya, Rabu (15/4/2020).

KRL Jabodetabek Rawan Virus Corona, Ini Penyebabnya

Luhut menilai masih banyak orang yang melakukan perjalanan ke DKI Jakarta karena masih banyak perusahaan yang mengharuskan karyawannya bekerja dari kantor. Dengan alasan itu, kata Luhut, aktivitas pengguna KRL Jabodetabek tidak mengalami perubahan dan tidak dihentikan.

Tak Mudah

Di sisi lain, imbuhnya, terkait dengan kemungkinan penghentian sementara operasional KRL dia menilai hal ini tidak semudah yang dikatakan. Pasalnya, ada masyarakat yang harus bepergian karena melakukan kepentingan penting. Selain itu ada pekerja di sektor yang dikecualikan dalam pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Pakar Epidemiologi UI: Kasus Corona di Indonesia Muncul Sejak Januari 2020

"Nah, kalau soal mau menutup KRL kami lihat kan tidak kayak balik tangan semua. Karena kalau orang tidak bisa traveling padahal yang penting, tidak bagus juga. Jadi, misalnya menyangkut logistik, kami tidak mau logistik itu sampai terganggu," urainya.

Selain itu, kata Luhut, terkait dengan pelaksanaan PSBB aturannya tetap harus melalui persetujuan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Adapun, wilayah yang sudah diperbolehkan seperti DKI Jakarta, akan terus dievaluasi dampaknya terhadap penurunan korban Covid-19.

Pasien Corona Bohong, 7 Dokter dan Perawat RSPAW Salatiga Diisolasi

"Kami akan evaluasi, ini nanti pekan depan kami ada survei lagi mengenai ini. Nanti dari hasil ini saya kira kami bisa tentukan kebijakan lanjutan," ujarnya. Dengan rencana Luhut tersebut, artinya KRL Jabodetabek belum akan dihentikan dalam waktu dekat.

Perusahaan Bandel

KRL Jabodetabek masih dipenuhi penumpang saat PSBB Jakarta dan membuktikan banyak perusahaan bandel. Banyak perusahaan yang tidak mengurangi aktivitas karyawan meskipun sudah ada aturan pembatasan.

Data Pasien Corona dari Dinkes Jateng Salah, Pemkab Jepara Dikritik

Masih tingginya jumlah penumpang sarana transportasi publik menuju DKI Jakarta menjadi masalah yang mengganggu walaupun PSBB Jakarta. Manager External Relations PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) Adli Hakim menjelaskan jumlah penumpang KRL masih stabil meski PSBB Jakarta.

Aldi mengungkapkan bahwa setelah PSBB berlaku pada Jumat (10/4/2020), penumpang KRL tercatat di kisaran 82.303 pengguna. Sementara, Sabtu (11/4/2020) sekitar 110.199 pengguna dan Minggu (12/4/2020) di angka 90.208 pengguna. Dari sinilah muncul usulan kepada Luhut agar pengoperasian KRL Jabodetabek dihentikan sementara.

Usul Tenaga Medis Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Dikritik, Ini Jawaban Ganjar

"Sejak tanggap darurat Covid-19 ini memang stabil di kisaran angka itu, dibandingkan hari weekend sebelum ada pandemi ini kita bisa melayani sampai 700.000 pengguna. Sudah turun jauh memang," ujarnya kepada Bisnis, Senin (13/4/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya